Iklan RBTV Dalam Berita

Harta Karun Emas Urai di Aceh, Pernah Dibangun Tambang di Hulu Sungai Pasai Oleh Sarjana Persia

Harta Karun Emas Urai di Aceh, Pernah Dibangun Tambang di Hulu Sungai Pasai Oleh Sarjana Persia

Harta Karun Emas Urai di Aceh, Pernah Dibangun Tambang di Hulu Sungai Pasai Oleh Sarjana Persia--Foto: ist

Para sarjana Yunani (Romawi) dan Parsia banyak yang ahli dalam ilmu pertambangan emas. Merekalah yang mengajar anak-anak negeri menginang emas dari sungai yang mengandung emas.

H.M. Zainuddin dalam bukunya Tarich Atjeh dan Nusantara (1961) yang diterbitkan oleh Pustaka Iskandar Muda, Medan, menulis bahwa Peureulak merupakan negeri di Aceh saat ini yang sungai/alurnya memiliki emas oleh orang Parsia.

Lokasi tempat pertambangan emas di masa itu, dikenal dengan Alue Meuh (Alur Mas), yang letaknya tidak jauh dari bekas istana Raja Peureulak. Daerah tersebut sekarang ini dikenal dengan Paya Meuligoe. 

BACA JUGA:Riau Punya Simpanan Harta Karun Emas Hitam di 3 Kabupaten, Jadi Salah Satu yang Terbesar

Di sekitar istana Raja Peureulak juga ditemukan banyak telaga minyak tanah.

Akan tetapi sangat sedikit catatan tentang Kerajaan Peureulak. Secara samar-samar sudah diketahui dalam Abad XI. 

Namun baru terang benderang dalam tahun 1292 setelah Marcopolo datang ke sana.

Tambang emas di Aceh juga dicatat dalam sejarah pernah ada di Pase, setelah didirikannya Kerajaan Pasai. 

Tambang emas dibangun di hulu Sungai Pasai, di atas Kampung Perak. Tambang emas tersebut dikerjakan oleh sarjana dari Persia.

Dalam sebuah legenda disebutkan bahwa pada suatu hari Meurah Silu memasang lukah di Sungai Peusangan. 

BACA JUGA:Cadangan Harta Karun di Dompu Capai 1,38 Juta Ton Emas, Ini 5 Perusahaan Tambang yang Mengelolahnya

Lukah itu dihanyutkan oleh banjir besar. Setelah diambil dan kemudian isinya direbus, terdapatlah emas. 

Tempat Meurah Silu memasang lukah yaitu di Krueng Meuh, yang saat ini berlokasi di atas Awee Geutah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen.

Bukti otentik tentang tambang emas di Pasai dapat dilihat dari mata uang yang digunakan oleh Kerajaan. 

Sultan Malikussaleh merupakan raja satu-satunya yang mulai membuat alat tukar dari emas, yang disebut dirham emas (Pasaiche gouden munten) yang dikeluarkan oleh Sultan Zainal Abidin Bahian Syah, dan Ratu Buhayah. Saat itu raja-raja di tempat lain mengeluarkan uang dari kulit dan timah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: