Jangan Sampai Jadi Haji Mardud, Ketahui Ciri Amalan Ibadah Haji Ditolak Oleh Allah

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Jangan sampai jadi haji mardud, ketahui ciri amalan ibadah-haji ditolak oleh Allah.

Orang yang harus melakukan haji ialah beberapa orang dari kelompok yang sanggup, tetapi sayang, tidak semuanya orang dari kelompok itu menjadi haji mabrur. Beberapa bahkan juga ada yang beribadah hajinya ditampik oleh Allah. Berikut beberapa ciri haji mardud.

BACA JUGA:7 Amalan yang Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji dan Umrah, Mudah Dilakukan

Saat sebelum ketahui beberapa ciri haji mardud, tentu Anda bertanya apakah itu haji mardud? Haji mardud atau haji maz'ur ialah musuh kata dari haji makbul atau haji yang diwujudkan, yang kerap kita sebutkan dengan istilah haji mabrur.

Maka haji mardud ialah haji yang ditampik ibadahnya Allah karena banyak digabungi dosa dan segala hal yang didapatkan secara haram, misalkan pergi haji dengan uang dari usaha haram atau korupsi. Lalu, seperti apakah beberapa ciri haji mardud?

BACA JUGA:Terkendala Mesin, Pesawat Garuda yang Mengangkut Jemaah Haji Putar Balik

Ciri Amalan Ibadah Haji Ditolak Oleh Allah

Menyadur laman BPKH, KH Ahmad Chodri Romli dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedi Haji dan Umrah” menjelaskan beberapa hal yang mungkin membuat Allah tak menerima ibadah hajinya.

Pengertian ini juga bisa menjadi tolak ukur untuk mengenali ciri-ciri haji mardud, meskipun hal ini tak dijelaskan secara jelas dan lengkap. Berikut ulasannya:

1. Kemungkinan niatnya salah, misal niatnya hanya untuk status sosial dalam masyarakat atau riya yaitu ingin dipuji dan dihormati dan bahkan untuk mencari popularitas.

2. Kemungkinan bekalnya yang kurang bersih dari perkara haram, seperti yang disebutkan dalam penjelasan di atas.

BACA JUGA:Selamat Berhaji, 171 Jemaah Seluma Diberangkatkan dari Masjid Agung Falihin Rabu Pagi

3. Kemungkinan dalam menjalankan manasik haji tak sesuai dengan syariat, seperti tidak belajar menasik, juga tidak rajin dalam mengikuti bimbingan.

4. Atau mungkin selama menunaikan ibadah haji, masih membawa kebiasaan bermuatan dosa dan maksiat juga lain sebagainya.

Sumber: