Iklan RBTV Dalam Berita

Siaga Bencana Hidrometeorologi, Ini Dampak La Nina yang Menghantui Indonesia

Siaga Bencana Hidrometeorologi, Ini Dampak La Nina yang Menghantui Indonesia

Dampak La Nina di Indonesia--

Daftar penyakit yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
- Flu
- Diare
- Demam Berdarah
- Chikunguya (Tidak jauh berbeda dengan demam berdarah)
- ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan)
- Penyakit kulit, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Meluncur dengan Snapdragon 8S Gen 3, Ini Harga POCO F6 dan F6 Pro, Spesifikasi Mantap

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan rekomendasi kepada sektor pertanian untuk menghadapi perubahan iklim dan cuaca yang diperkirakan akan terjadi, yaitu:

1. Pengaturan Pola Tanam Sesuai dengan Ketersediaan Air
Petani dianjurkan untuk menyesuaikan jadwal dan pola tanam mereka berdasarkan ketersediaan air yang ada, yang diprediksi akan meningkat pada kuartal kedua tahun 2024 karena sifat hujan yang diperkirakan di atas normal.

Dengan adanya peningkatan curah hujan, petani dapat memanfaatkannya untuk memperpanjang masa tanam. Ini berarti bahwa petani bisa merencanakan tanam lebih dari satu kali dalam setahun atau memperpanjang periode tanam untuk tanaman pangan tertentu, yang akan meningkatkan produksi dan hasil panen.

BACA JUGA:ITEL RS4 NFC Hp Gaming Murah Rasa Kelas Atas, Usung RAM hingga 12 GB!

2. Pemilihan Komoditas dan Varietas Sesuai dengan Prediksi Iklim
Petani disarankan untuk memilih jenis tanaman (komoditas) dan varietas yang paling sesuai dengan kondisi iklim yang diprediksi.

Misalnya, untuk wilayah yang diprediksi akan memiliki curah hujan tinggi, memilih varietas tanaman yang tahan terhadap kelembaban dan penyakit yang berkembang dalam kondisi basah akan lebih menguntungkan.

Sebaliknya, di wilayah yang cenderung kering, memilih varietas yang tahan kekeringan akan membantu mengurangi risiko kegagalan panen.

BACA JUGA:Ini Syarat Pinjaman Briguna untuk Karyawan yang Butuh Modal Usaha

3. Tindakan Adaptasi yang Tepat dan Fokus pada Lokasi
BMKG menyarankan petani untuk melakukan tindakan adaptasi yang sesuai dengan kondisi lokal mereka. Untuk wilayah yang diprediksi kering, petani dapat menyediakan air melalui berbagai metode seperti menggunakan sumur pompa, membangun dam parit, embung (waduk kecil), dan long storage (penyimpanan air jangka panjang).

Sedangkan untuk wilayah yang diprediksi lebih basah, petani harus mempersiapkan sistem drainase yang baik untuk mencegah genangan air yang berlebihan yang bisa merusak tanaman. Dengan melakukan tindakan adaptasi yang sesuai, petani dapat mengelola risiko yang berkaitan dengan iklim lebih efektif.

BACA JUGA:Surat Istimewa, Baca 17 kali Sehari, InsyaAllah Rezeki Lancar dan Hajat Dimudahkan

4. Mengurangi Kehilangan Hasil Akibat Kekeringan atau Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Petani juga dianjurkan untuk mengimplementasikan langkah-langkah untuk menekan kehilangan hasil akibat kekeringan atau serangan OPT.

Hal ini bisa dilakukan dengan memperhatikan tanda-tanda awal kekeringan dan OPT serta mengambil tindakan pencegahan seperti irigasi tepat waktu, penggunaan pestisida yang efektif namun ramah lingkungan, dan penerapan praktik pertanian yang baik.

Mengantisipasi masalah ini sejak dini dapat mengurangi kerugian yang bisa diderita petani dan memastikan hasil panen yang lebih stabil.

BACA JUGA:Menarik Diselami, Ini Spesifikasi Hp Redmi 12C Harga Rp 1 Jutaan, Murah dan Terbaik

Dengan mengikuti rekomendasi dari BMKG ini, petani diharapkan dapat mengoptimalkan hasil produksi mereka dan mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim yang semakin tidak menentu. Hal ini juga akan membantu dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: