Hukum Berpuasa Idul Adha dan Ketentuannya Bagi yang Berkurban, Apakah Menjadi Wajib? Ini Penjelasannya
Hukum Berpuasa Idul Adha dan Ketentuannya Bagi yang Berkurban, Apakah Menjadi Wajib? Ini Penjelasannya--foto:ist
Nawaitu shauma tarwiyata sunnata lillaahi ta'aala.
Artinya:
"Saya niat berpuasa sunnah hari Tarwiyah karena Allah Ta'ala."
Selain itu, dianjurkan bagi individu yang berencana berpuasa Tarwiyah untuk melafalkan niat puasa Idul Adha ini pada malam hari atau sebelum sahur, sebelum adzan subuh dikumandangkan. Tujuannya agar niat terjaga dan kuat sepanjang hari puasa.
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa Idul Adha di hari kedua. Ini salah satu puasa yang termasuk dalam rangkaian puasa Dzulhijjah, yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Nama "Arafah" dipilih karena pada hari sebelum Idul Adha, umat Muslim yang sedang melaksanakan ibadah Haji berkumpul dan beribadah di Arafah.
Puasa Idul Adha ini dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah Haji. Menurut buku berjudul Cinta Shaum, Zakat, dan Haji, terdapat sebuah keutamaan yang sangat besar bagi mereka yang berpuasa Arafah, yaitu Allah akan menghapus dosa mereka selama satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.
BACA JUGA:Siap Berkurban? Ini Daftar Harga Sapi Kurban untuk Idul Adha 2024, Cek Dulu
نَوَيْتُ صَو ْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِل َّهِ تَعَالَ ى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: "Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala."
Selain itu, dianjurkan bagi individu yang berencana berpuasa Arafah untuk melafalkan niat puasa Idul Adha ini pada malam hari atau sebelum sahur, sebelum adzan subuh dikumandangkan. Tujuannya agar niat terjaga dan kuat sepanjang hari puasa.
Demikianlah penjelasan mengenai hukum berpuasa idul adha dan ketentuannya bagi yang berkurban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: