Raja Minyak Singapura Resmi Bangkrut, Mengalami Kerugian Lebih dari USD 808 Juta
Raja Minyak Singapura yang kini bangkrut--ist
INTERNASIONAL,RBTVCAMKOHA.COM – Raja minyak Singapura resmi bangkrut, mengalami kerugian lebih dari USD 808 Juta.
Kehidupan seorang taipan dunia bisnis bisa begitu penuh dengan kemewahan dan kekuasaan, namun juga bisa runtuh dalam sekejap.
BACA JUGA:Deretan Artis Jadi Korban Kasus Penipuan yang Dilakukan Komika Fico Fachriza
Itulah yang terjadi pada Lim Oon Kuin, atau yang lebih dikenal dengan nama OK Lim, raja minyak Singapura yang baru-baru ini dinyatakan bangkrut bersama dua anaknya, Lim Huey Ching dan Lim Chee Meng.
Kebangkrutan mereka mencatatkan babak baru dalam sejarah bisnis di Singapura, dan menyisakan cerita tragis tentang perusahaan minyak yang dulunya dikenal sebagai raksasa, Hin Leong Trading. Pada Jumat, 27 Desember 2024, hakim mengeluarkan putusan yang menandai kebangkrutan keluarga Lim. Sebuah keputusan yang tak terhindarkan setelah keluarga ini mengaku tak memiliki cukup aset untuk membayar seluruh utang yang mereka tanggung.
Kebangkrutan tersebut bukan hanya sekadar masalah finansial biasa, melainkan akibat dari serangkaian tindakan yang meruntuhkan salah satu perusahaan perdagangan minyak terbesar di Asia Tenggara ini.
BACA JUGA:Dapat Kuota Berbeda, Ini Daftar Kuota Sekolah SNBP 2025
Latar Belakang Perusahaan Hin Leong
Hin Leong Trading, yang didirikan oleh OK Lim pada tahun 1963, dulunya merupakan salah satu perusahaan minyak independen terbesar di Singapura.
OK Lim memulai perusahaannya dengan langkah yang sederhana menggunakan truk untuk mengirimkan solar ke nelayan dan produsen listrik di daerah pedesaan. Seiring waktu, perusahaan ini berkembang pesat, bertransformasi menjadi pemain utama dalam industri minyak dan perdagangan bahan bakar.
Pada puncaknya, Hin Leong Trading tidak hanya berdagang minyak, tetapi juga memproduksi pelumas, serta mengoperasikan terminal pemuatan dan fasilitas penyimpanan.
Perusahaan ini juga memiliki cabang pelayaran, Ocean Tankers, dengan lebih dari 130 kapal tanker yang mengarungi perairan dunia. Selain itu, Lim memiliki unit penyimpanan minyak Universal Terminal, yang berkolaborasi dengan raksasa energi asal Tiongkok, PetroChina.
Dengan struktur bisnis yang sangat luas ini, Hin Leong sempat menjadi kekuatan ekonomi yang menggerakkan perekonomian Singapura.
Namun, semua itu berubah pada 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: