Raja Minyak Singapura Resmi Bangkrut, Mengalami Kerugian Lebih dari USD 808 Juta
Raja Minyak Singapura yang kini bangkrut--ist
BACA JUGA:Pengumuman Sudah Dirilis, Ini Link dan Cara Cek Kuota SNBP 2025
Krisis yang Menghantam Hin Leong
Penyebab utama kebangkrutan Hin Leong adalah krisis yang melanda industri energi global pada tahun 2020. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia mengakibatkan harga minyak merosot tajam, memukul keras bisnis perdagangan minyak yang sudah tertekan oleh fluktuasi harga. Namun, selain dampak eksternal tersebut, masalah utama Hin Leong terletak pada cara perusahaan ini mengelola risiko finansial.
Pada 2020, terungkap bahwa Hin Leong sebenarnya sedang berjuang dengan kerugian besar, yang tidak pernah dipublikasikan kepada para kreditor atau pemangku kepentingan.
Menurut laporan, perusahaan ini mengalami kerugian lebih dari USD 808 juta akibat kontrak berjangka dan swap yang berlangsung selama dekade terakhir.
Namun, alih-alih mengungkapkan kerugian tersebut, keluarga Lim justru menyembunyikan masalah keuangan ini dengan cara melebih-lebihkan laporan laba sebesar USD 2,1 miliar dalam periode yang sama.
Pada April 2020, setelah terungkapnya skandal tersebut, Hin Leong mengajukan perlindungan kebangkrutan. Pada saat itu, kekayaan bersih perusahaan ini sudah merosot di bawah USD 1 miliar, meninggalkan lebih dari 20 bank dengan utang yang besar, termasuk HSBC, Sembcorp Cogen, dan Credit Agricole.
BACA JUGA:Waspada! Ini Bentuk Modus Penipuan Terbaru di Tiktok, Jangan Sampai Terperangkap
Kejatuhan Keluarga Lim
Pada Agustus 2020, keluarga Lim menghadapi gugatan besar-besaran dari para kreditor dan likuidator. Pada awalnya, keluarga ini berusaha melakukan perjanjian dengan para pihak terkait untuk membayar utang sebesar USD 3,5 miliar (atau sekitar 4,7 miliar dolar Singapura).
Namun, pada akhirnya mereka mengaku tidak memiliki cukup aset untuk menutupi semua kewajiban tersebut, sehingga mengajukan permohonan pailit.
Pada 19 Desember 2024, perintah kebangkrutan yang ditetapkan oleh pengadilan Singapura menjadi efektif, dan diumumkan secara resmi. Harta pailit mereka kini akan dikelola oleh dua wali, Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory. Hal ini mengakhiri perjalanan panjang keluarga Lim dalam dunia bisnis minyak.
Namun, kebangkrutan ini tidak hanya berdampak pada bisnis keluarga Lim. Pada Mei 2024, OK Lim juga dijatuhi hukuman pidana terkait dengan penipuan dan pemalsuan yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Ia dijatuhi hukuman 17,5 tahun penjara setelah terbukti bersalah mengatur salah satu kasus penipuan pembiayaan perdagangan paling serius di Singapura. Ini menjadi pukulan berat bagi reputasi Lim, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu taipan terkemuka di Asia.
BACA JUGA:Penting, Ini Bahaya Urin Hamster yang Perlu Diketahui Ibu Hamil, Dampaknya Buruk Sekali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: