Iklan dempo dalam berita

Siap-siap, Jadwal ‘Kiamat’ Lebih Cepat 10 Tahun

Siap-siap, Jadwal ‘Kiamat’ Lebih Cepat 10 Tahun

Kondisi es di kutub disebut sebagai salah satu tanda kiamat menurut ilmuan--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Siap-siap, jadwal ‘kiamat’ lebih cepat 10 tahun. Selintas memang mengerikan jika menyebut kata kiamat. Namun pada akhirnya, kiamat itu memang akan terjadi. 

Kiamat bisa dipandang dalam dua sisi. Pertama sisi agama dan kedua dianalisa dari kacamata ilmu. Salah satu kajian ilmuan terkait kiamat yakni perkembangan kondisi es di wilayah kutub.

Para peneliti mengungkapkan es di permukaan Bumi kian berkurang. Perubahan iklim itu membuat warna lingkungan kutub juga berubah dan terjadi lebih cepat dari biasanya.

BACA JUGA:13 Jenis Tanaman Populer yang Ternyata Berbahaya di Letak dalam Rumah, Bisa Pengaruhi Kesehatan

Biasanya kutub diselimuti warna putih karena tertutup es. Karena es yang mencair membuat wilayah itu berubah menjadi biru.

Sementara percepatan penurunan jumlah es juga kian cepat. Bahkan laporan dari University of Colorado Boulder menyebutkan kejadian itu maju satu dekade atau 10 tahun lebih cepat, dikutip Business Insider.

Tercatat pada bulan September hanya 3,3 juta kilometer persegi es yang tersisa di Samudra Arktik. Diperkirakan jumlah itu akan terus berkurang.

BACA JUGA:Sambil Menunggu, Catat! Ini Syarat Pemutihan Pajak Motor Batam serta Manfaatnya

Para ilmuwan dalam laporan tersebut menjelaskan tutupan es di wilayah tersebut akan berjumlah di bawah satu juta kilometer pada empat tahun lebih awal. Namun juga bisa lebih cepat hingga 18 tahun lebih awal.

Sebagai informasi, kiamat pada jumlah es bukan diartikan saat seluruh es mencair. Namun mengacu pada jumlahnya yang hanya kurang dari satu juta kilometer persegi.

Emisi gas rumah kaca jadi pemicu utama berkurangnya es di kutub utara. Matahari mengirimkan lebih banyak panas dan akhirnya diserap oleh lautan, dan kejadian itu membuat es mencair dan suhu lebih panas.

Es yang menghilang itu juga akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. 

Misalnya pada hewan, termasuk anjing, beruang kutub dan berpindahnya ikan ke Samudera Arktik.

Bukan hanya itu, manusia juga berdampak. Gelombang laut kian membesar saat es mencair dari perairan kutub utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: