Iklan dempo dalam berita

Sempat jadi Misteri, Rahasia Emas 57 Ton Soekarno di Swiss Terkuak, Begini Fakta Sesungguhnya

Sempat jadi Misteri, Rahasia Emas 57 Ton Soekarno di Swiss Terkuak, Begini Fakta Sesungguhnya

Rahasia Emas Soekarno--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Sempat jadi misteri, rahasia emas 57 ton Soekarno di Swiss terkuak, begini fakta sesungguhnya.

Soekarno merupakan presiden pertama Indonesia yang dikenal sebagai proklamator kemerdekaan RI. Soekarno turut memimpin Indonesia melalui masa-masa sulit, termasuk saat Agresi Militer Belanda II pada 1948.

BACA JUGA:13 Kriteria Pekerja yang Wajib Bayar Iuran Tapera 3 Persen dari Gaji, Simak Penjelasannya

Sudah menjadi legenda urban bahwa Presiden Pertama Indonesia, Soekarno memiliki emas batangan seberat 57 ton yang tersimpan di Bank Swiss.

Bahkan, kabar tersebut sempat geger di masa lalu sampai sekarang. Konon kabarnya, seluruh emas tersebut dipinjam Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy pada 1963 untuk pembangunan Paman Sam.

Disebutkan bahwa mereka telah membuat The Green Hilton Memorial Agreement yang ditandatangani di Hotel Hilton Geneva pada 21 November 1963. Dipercaya bahwa Soekarno memiliki emas batangan yang beratnya mencapai 57 ton.

BACA JUGA:Potongan Gaji Pekerja 3 Persen Untuk Tapera, Kapan Mulai Berlaku?

Rahasia Emas 57 Ton Soekarno di Swiss Terkuak

Melansir dari berbagai sumber, salah satunya cnbc, apabila mengacu pada data-data sejarah, tampaknya Soekarno tidak memiliki harta sebanyak itu.

Fakta sejarah memaparkan bahwa selama menjadi Presiden Soekarno hidup kesulitan. Hal tersebut diungkap oleh Soekarno sendiri dalam wawancaranya kepada jurnalis AS, Cindy Adams.

Soekarno menyebut kalau gajinya selama jadi presiden hanya US$ 220. Dia pun tidak memiliki rumah dan tanah. Karenanya, wajar apabila dia hidup dari istana ke istana yang dimiliki negara.

BACA JUGA:Sudah Punya Rumah Tetap Wajib Bayar Iuran Tapera? Ternyata Ini Alasannya

Bahkan, tutur Soekarno, dia pernah dibelikan piyama oleh duta besar saat kunjungan ke luar negeri. Duta besar itu merasa kasihan karena Sukarno memakai baju tidur yang sudah robek.

"Adakah Kepala Negara yang melarat seperti aku dan sering meminjam-minjam dari ajudannya?" kata Sukarno kepada Cindy Adams dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1964).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: