Ini Poisisi yang Bakal Kena PHK Massal Oleh PT Pos Indonesia, Bakal Digantikan Oleh Robot
Ini Poisisi yang Bakal Kena PHK Massal Oleh PT Pos Indonesia, Bakal Digantikan Oleh Robot--Foto: ist
"Ya tadi ya. Terutama robotik tadi kan untuk sortir. Ya posisi orang-orang yang biasanya melakukan sortir," ujarnya kepada awak media di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Namun Faizal memastikan bahwa dalam proses digitalisasi ini tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke karyawan. Pos Indonesia berkomitmen tidak akan ada PHK, tetapi karyawan yang pensiun secara alami tidak akan diganti.
Untuk Karyawan lama akan dipindahtugaskan setelah sebelumnya dilakukan alih kompetensi dengan program retraining.
BACA JUGA:PT Pos Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA, Batas Usia Pensiun 58 Tahun
Dia menilai, penggunaan teknologi ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen Pos Indonesia. Misalnya, mengantisipasi kerusakan barang paket kiriman yang diakibatkan oleh kesalahan manusia.
"Jadi membuka bag, terus ngambilin barang, terus dibaca, tit, oh ini kiriman ke Surabaya, kantong Surabaya, gitu. Itu kan bisa salah sortir atau karena kecerobohan dilempar-lempar, barang rusak, defect, dan sebagainya. Ya, kita harus henti dengan robot," bebernya.
Demi Tekan Biaya
Lanjutnya, efisiensi ini penting untuk menekan biaya tetap atau fixed cost yang membebani keuangan perusahaan. Dia menyebut, pengembangan teknologi ini penting untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan di masa depan.
"Dengan robot kan lebih efisien. Tidak capek robotnya kerja 24 jam. Tidak ada salah sorting karena human error," bebernya.
Sedangkan untuk karyawan yang bertugas sebagai penjaga loket, kurir, hingga petugas pick up akan diganti dengan sistem kemitraan. Sistem ini telah lumrah digunakan oleh perusahaan logistik pesaing.
"Untuk karyawan yang jaga loket, yang antar, yang pick up, yang mau itu kita ganti dengan kemitraan," bebernya.
Nantinya karyawan yang terdampak PHK akan ditawarkan program pensiun dini. Cak Faizal berjanji efisiensi pegawai ini akan dilakukan secara bertahap untuk posisi tertentu.
"Mungkin ya terpaksa jadi kita akan tawarkan pensiun dini kepada karyawan yang terkena dampak dari otomatisasi dan digitalisasi. (PHK) nggak nggak masif, itu kan bertahap kira-kira seperti itu," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: