Mitos Bulan Apit Bagi Masyarakat Jawa, Dinilai Sial untuk Acara Pernikahan
Mitos Bulan Apit Bagi Masyarakat Jawa--
Semua hari dipandang baik dalam Islam. Imam Malik mengatakan:
“janganlah kalian menjauhi sebagian hari di dunia ini. Tatkala hendak melakukan sebagian pekerjaan, kerjakanlah pekerjaan-pekerjaan itu pada hari apapun dengan sesukamu. Sebab sebenarnya hari-hari itu semuanya milik Allah, tidak akan menimbulkan malapetaka dan tidak pula bisa membawa manfaat apapun.”
BACA JUGA:Mitos Malam 1 Suro yang Diyakini Masyarakat Jawa, Dilarang Keluar Rumah hingga Menikah
Hari-hari dalam bulan apit adalah hari-hari yang baik. Menikah pada bulan apit tidak akan membuat rezeki seret. Justru pernikahan adalah media untuk memperoleh rezeki (QS. an- Nur: 31).
Karena rezeki telah ditentukan oleh Allah (QS. asy- Syuura: 27), selama manusia tersebut berusaha untuk memperolehnya. Firman Allah menjelaskan:
“Dan nikahilah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu baik yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan Allah Maha Luas (rizki-Nya) lagi Maha mengetahui.”
BACA JUGA:Katanya Istimewa, Ini Mitos Bayi Lahir Sungsang, Kenali Jenis dan Penyebabnya
Tidak tepat pula alasan bahwa jika pernikahan dilangsungkan pada bulan apit akan berujung pada perceraian. Perceraian lebih sering terjadi karena masing-masing pihak, baik suami maupun isteri, lalai terhadap kewajibannya.
Sepanjang pasangan suami/istri menjalankan kewajibannya dan fokus kepada tujuan perkawinan, hampir-hampir sebuah keniscayaan perceraian akan menerpa sebuah sebuah rumah tangga.
BACA JUGA:5 Mitos dan Manfaat yang Mengelilingi Pohon Pule atau Pulai yang Konon Katanya Keramat
Begitu pula dirasa kurang tepat jika alasan larangan menikah pada bulan apit sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang berangkat menunaikan ibadah haji pada bulan itu.
Melaksanakan haji adalah ibadah, karena menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 2 menyebutkan bahwa Menikah merupakan ibadah.
Tidak ada satu ibadah pun yang lebih penting dari ibadah lain sehingga ketika salah satu ditunaikan oleh seseorang maka orang lain harus menghentikan ibadah yang lainnya.
BACA JUGA:Ini 5 Mitos Pola Asuh Anak dari Sosok Ayah, Harus Ditepis dari Sekarang
Pada prinsipnya larangan menikah di bulan apit yang dilakukan oleh masyarakat Jawa hanyalah sebuah tradisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: