Iklan RBTV Dalam Berita

Olimpiade Paris 2024, Atlet Basket Berhijab Dilarang Bertanding: “Hati Saya Benar-benar Hancur”

Olimpiade Paris 2024, Atlet Basket Berhijab Dilarang Bertanding: “Hati Saya Benar-benar Hancur”

Olimpiade Paris 2024--

"Ini adalah bencana bagi olahraga Prancis, bagi olahraga perempuan," kata Helene Ba, salah satu pendiri Basket Pour Toutes (Basket Untuk Semua). Basket Pour Toutes didedikasikan untuk mengatasi diskriminasi dalam dunia basket.

Pada September tahun lalu, Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, mengonfirmasi bahwa hijab dilarang untuk semua tim Prancis di Olimpiade, di bawah prinsip-prinsip sekularisme Prancis, yakni laïcité. Kebijakan tersebut dikritik oleh Kantor HAM PBB dan Komite Olimpiade Internasional (IOC). IOC kemudian menyatakan bahwa hijab diperbolehkan di dalam kampung atlet.

Namun, pegiat HAM mengkritik cara-cara penafsiran konsep laïcité di Prancis saat ini. Ba, yang memiliki spesialisasi dalam bidang HAM dan hukum kemanusiaan, mengatakan bahwa laïcité "sangat disalahpahami" dan "tidak berlaku di atas HAM".

"Konsep ini telah menjadi alat untuk menghapus semua perbedaan, khususnya identitas Muslim, dan lebih spesifik lagi perempuan yang mengenakan jilbab," kata Ba.

"Ketika sebuah aturan menargetkan kelompok minoritas dan menciptakan diskriminasi serta melanggar hak-hak orang, maka hal itu harus menjadi perhatian semua orang. Jika hari ini targetnya adalah kami, besok bisa saja Anda." imbuhnya.

BACA JUGA:Bengkel Buka 24 Jam di Riau! Solusi Mengatasi Kendaraan Mogok Dimanapun dan Kapanpun

Perjuangan Atlet Muslim untuk Keadilan

Diaba Konate masih menimbang-nimbang apakah dia akan meneruskan karir basketnya. Namun dalam pertandingan-pertandingan Olimpiade, dia tidak akan pernah bisa menebak apa yang akan terjadi.

"Saya berusaha menerima apa yang terjadi," kata dia.

"Saya benar-benar merasa memiliki karir yang luar biasa, terutama dengan bermain bersama tim nasional Prancis. Saya pikir itu adalah impian setiap atlet, untuk mewakili negara mereka. Pertandingan-pertandingan ini semestinya menjadi puncak karir saya."

Konate juga bergabung dengan 'Basket Pour Toutes' untuk mengadvokasi atlet berhijab secara terbuka. Namun perjuangan itu dia jalani dengan perasaan campur aduk.

"Bagi saya, ini konyol. Semestinya saya tidak perlu melakukan ini," tutur Konate.

"Sangat memilukan bagi saya harus memperjuangkan hal ini. Saya akan terus melakukannya, tapi rasanya menyedihkan karena ada isu lain yang lebih penting yang seharusnya menjadi perhatian kita ketimbang perempuan Muslim yang mengenakan hijab di lapangan."

Langkah Pemerintah Prancis yang melarang atlet muslimah mereka mengenakan hijab saat bertanding di Olimpiade Paris 2024 memunculkan kontroversi, bahkan kecaman dari berbagai pihak.

BACA JUGA:Bengkel Buka 24 Jam di Riau! Solusi Mengatasi Kendaraan Mogok Dimanapun dan Kapanpun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: