Iklan dempo dalam berita

Kisah Asli Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang Merupakan Perubahan dari Sifat dan Watak Manusia

Kisah Asli Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang Merupakan Perubahan dari Sifat dan Watak Manusia

Kisah asli Semar Gareng Petruk dan Bagong--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Kisah asli Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang merupakan perubahan dari sifat dan watak manusia

Punakawan merupakan tokoh pewayangan yang diciptakan oleh para pujangga Jawa. Tokoh-tokoh ini pertama kali muncul dalam karya "Ghatotkacasraya" karangan Empu Panuluh pada zaman Kerajaan Kediri. 

BACA JUGA:Begini Cara Mudah Mengetahui Khodam Kita Berdasarkan Tanggal Lahir

Dalam konteks pewayangan Jawa, Punakawan memiliki peran penting yang membedakan kisah Mahabharata dari Jawa dengan kisah Mahabharata dari India. Tokoh Punakawan hanya ada dalam pewayangan Jawa, tidak ditemukan dalam versi India.

BACA JUGA:Cara Menentukan Harga Jasa Laundry untuk Pemula yang Baru Merintis Usaha Agar Tidak Rugi

Makna Kata "Punakawan"

Kata "Punakawan" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: "pana" yang berarti cerdik, jelas, terang, dan cermat dalam pengamatan, serta "kawan" yang berarti teman atau sahabat.

Dengan demikian, Punakawan dapat diartikan sebagai teman atau sahabat (pamong) yang sangat cerdik, dapat dipercaya, memiliki pandangan yang luas, serta pengamatan yang tajam dan cermat. 

Dalam Bahasa Jawa, Punakawan dikenal dengan istilah "tanggap ing sasmita lan impad pasanging grahita" yang berarti peka dan peduli terhadap berbagai permasalahan.

BACA JUGA:Viral di TikTok, Kisah 38 Tahun Persahabatan 2 Wanita yang Ditakdirkan Menjadi Besan

Empat Tokoh Punakawan

Punakawan terdiri dari empat tokoh utama, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Masing-masing tokoh ini merupakan representasi dari sifat dan watak manusia. 

Semar melambangkan karsa (kehendak atau niat), Gareng melambangkan cipta (pikiran, rasio, nalar), Petruk melambangkan rasa (perasaan), dan Bagong melambangkan karya (usaha, perilaku, perbuatan). 

Jika keempat tokoh ini disatukan, maka akan tercipta karsa, cipta, rasa, dan karya yang berdaya, menghasilkan budi pekerti serta budaya masyarakat yang disebut kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: