Iklan dempo dalam berita

Perjanjian Sabda Palon atau Perjanjian Mbah Semar dan Syekh Subakir, Awal Mulanya Islam Masuk Tanah Jawa

Perjanjian Sabda Palon atau Perjanjian Mbah Semar dan Syekh Subakir, Awal Mulanya Islam Masuk Tanah Jawa

Perjanjian Sabda Palon--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COMPerjanjian Sabda Palon atau perjanjian Mbah Semar dan Syekh Subakir, awal mulanya Islam masuk tanah Jawa.

Di dalam kitab Musarar diceritakan bahwa pada masa dahulu Pulau Jawa terkenal sangat angker dan kondisinya tak karuan.

Pengaruh magis di tanah Jawa masih begitu kuat di mana banyak jin dan setan menghuni setiap sudut tanah Jawa yang saat itu masih berbentuk hutan belantara. 

Suatu hari, Sultan Turki saat itu yaitu Sultan Muhammad I mendapatkan petunjuk untuk melakukan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Maka diutuslah rombongan para alim ulama’ untuk mendatangi Pulau Jawa guna syi’ar Islam. 

BACA JUGA:Kredit Honda Brio DP Rp 50 Juta, Silakan Pilih Tenor dan Angsuran Bulanannya

Namun sayangnya, hampir seluruh rombongan tersebut tewas dikarenakan perbuatan para lelembut penduduk tanah Jawa yang tidak mau menerima ajaran Islam.

Mendengar kegagalan utusan yang dikirimnya, membuat Sultan Muhammad I sedikit gusar. Akhirnya ia pun memerintahkan seseorang yang terkenal alim, ahli ruqyah, memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan dunia ghaib, serta memiliki keahlian dalam membabat tanah yang angker. 

Dialah Syekh Subakir yang memiliki nama asli Syekh Tambuh Aly bin Syekh Baqir. Merupakan seorang lelaki yang berasal dari tanah Persia atau yang sekarang lebih dikenal dengan Negara Iran.

Setelah mendapat perintah Sultan, Syekh Subakir langsung berlayar ke Pulau Jawa. Namun, sebelum sampai ke Pulau Jawa, beliau terlebih dahulu mampir ke Praja Keling, sebuah daerah yang diduga terletak di India, untuk mengajak penduduk di Praja Keling agar mau menempati Pulau Jawa. 

BACA JUGA:Bikin Merinding! Ini Kisah Hotel Angker di Anyer Berdiri Tahun 1990-an, Padahal Tempatnya Mewah

Dan akhirnya ada sekitar 20 ribu penduduk Praja Keling turut serta dalam pelayaran Syekh Subakir menuju Pulau Jawa.

Sesampainya di Pulau Jawa, Syekh Subakir langsung menuju ke Gunung Tidar yang diyakini sebagai titik pusat dari tanah Jawa.

Di puncak Gunung Tidar, Syekh Subakir memasang tumbal berupa batu hitam yang sudah dirajah. Batu tersebut dikenal dengan nama Aji Kalacakra yang mampu menetralisir daya magis negatif dari bangsa jin. 

Selama tiga hari tiga malam, batu tersebut mengeluarkan hawa yang sangat panas. Sehingga membuat para lelembut terpaksa menyingkir ke Laut Selatan Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: