Video TikToker Viral! Ngaku Kelebihan Bayar Rp 3,5 Juta ke Warteg, Pemilik Tak Temukan Bukti Transfer
Viral, TikToker ngaku kelebihan bayar di Warteg--ist
BACA JUGA:Mulai Berbayar per Hari Ini, Segini Tarif Tol Cimanggis – Cibitung Seksi 2B
Penelusuran Lebih Lanjut
Susilo menerangkan bahwa pihaknya tidak menerima transaksi sebesar Rp 3,5 juta pada hari ketika pria itu mengunjungi warungnya. "Bahkan, hasil screenshot kami menyatakan bahwa itu ternyata bukti transfer dari Okto ya, setelah kami track tanggal tersebut, jam tersebut, tidak ada transaksi Rp 3,5 juta," tuturnya. "Jadi kami berspekulasi bahwa itu adalah hoaks," jelasnya.
Selain itu, Susilo juga telah berupaya memberi penjelasan melalui akun Instagram yang sempat membagikan video itu, @surakartakita. Dia juga meminta komentarnya untuk di-pin, tetapi tetap saja warganet tidak percaya.
Akhirnya, dia meminta kepada admin @surakartakita untuk menghapus posting tersebut karena dianggap sudah merugikan usahanya. Bahkan, dia menunjukkan screenshot transaksi Warteg Bahari Raya sebagai bukti agar bisa segera di-take down.
Langkah Susilo Selanjutnya
Tidak hanya itu, Susilo juga mengirimkan pesan kepada kreator konten untuk membuat video klarifikasi dan permintaan maaf, bahkan mengancam akan somasi jika tidak dilakukan.
"Terima kasih sudah di-take down. Boleh bantu buat video klarifikasi dan permohonan maaf? Kami tunggu balasan ada dalam waktu 2x24 jam sebelum kami berikan somasi terkait UU ITE. Data pribadi sudah ada di kami," tulisnya.
Akan tetapi, respons yang diharapkan tidak terjadi. Justru akun kreator konten tersebut menghilang dan tidak ada video yang tersisa. "Sayangnya dia pengecut. Semua videonya di-take down dan sama sekali tidak mau klarifikasi via pesan," imbuhnya.
BACA JUGA:Samsung Galaxy A73 5G, Ini Spesifikasi dan Fitur Unggulannya
Pertimbangan Melapor ke Polisi
Meski nama baik wartegnya sudah tercemar, Susilo tidak berencana untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Walau para investornya mendesak untuk melakukan, dia tidak ingin dan lebih memilih untuk somasi.
Namun, dia menuturkan jika tidak ada itikad baik dari kreator konten maka laporan polisi akan dibuat. "Iya akan saya buat laporan aja, biar untuk pembelajaran," tandasnya.
Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
Dalam era digital ini, konten yang dibuat hanya untuk menarik perhatian bisa berdampak besar bagi orang lain. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menyebarkan informasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: