Misteri dan Simbol Perjuangan, Ini Sejarah Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro

Sejarawan Rushdy mengidentifikasi bahwa tongkat tersebut kemungkinan digunakan sebagai alat perang.

Tongkat ini mungkin digunakan sebagai senjata, alat bantu dalam pertempuran, atau bahkan sebagai simbol kepemimpinan untuk memotivasi pasukan Pangeran Diponegoro. 

BACA JUGA:Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro yang Pernah Disentuh Anies Baswedan, Ini Kisahnya

Perjalanan Tongkat Kiai Cokro 

Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap pada 28 Maret 1830, Tongkat Kiai Cokro tidak menjadi barang rampasan Belanda. Tongkat tersebut dibawa kabur oleh salah satu pengikut Pangeran Diponegoro. Kemudian, tongkat ini berpindah tangan ke Raden Mas Papak, yang lebih dikenal sebagai Pangeran Adipati Notoprojo. Pangeran Notoprojo, cucu Sultan Hamengkubuwono II, merupakan salah satu pengikut setia Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa. 

Tongkat Kiai Cokro di Masa Modern 

Pada tahun 2020, Raja Belanda Willem Alexander menyerahkan Tongkat Kiai Cokro kepada Presiden Joko Widodo sebagai simbol persahabatan dan penghormatan atas sejarah Indonesia. Penyerahan ini menjadi momen penting dalam hubungan bilateral Indonesia-Belanda dan dianggap sebagai simbol perdamaian dan rekonsiliasi. 

BACA JUGA:Kesaktian Tongkat Bung Karno, Diacungkan ke Muka Penjajah Langsung Tertunduk Ciut

Makna dan Simbolisme 

Tongkat Kiai Cokro memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Tongkat ini melambangkan: 

- Perjuangan: Pangeran Diponegoro menggunakan tongkat ini sebagai simbol kepemimpinan dan kekuatan dalam memimpin perlawanan melawan penjajahan Belanda. 

- Spiritualitas: Tongkat ini dikaitkan dengan mitos "Ratu Adil" dan dipercaya memiliki kekuatan magis. 

- Persatuan: Tongkat ini menjadi simbol persatuan rakyat Jawa dalam melawan penindasan. 

- Warisan Sejarah: Tongkat Kiai Cokro merupakan warisan sejarah yang mengingatkan kita pada perjuangan Pangeran Diponegoro dan pentingnya menjaga nilai-nilai nasionalisme.

Anies Baswedan Pernah Memegang Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro

Sumber: