17 Orang Polwan Pangkat Tertinggi 2024, Ada yang Purna dan Ada yang Masih Aktif
Daftar Polwan dengan pangkat tertinggi 2024--
Dengan pengalaman yang mendalam di bidang pendidikan dan pengembangan kepolisian, Desy memiliki rekam jejak yang cemerlang dalam berbagai posisi kepolisian, termasuk Kabagjakdiklat Rojianstra SSDM Polri.
Pendidikan dan pelatihan yang ditempuhnya mencakup Secapa Polri, Sespim Polri, dan Lemhannas, menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan kualitas kepolisian.
BACA JUGA:5 Polwan Cantik di Kepolisian RI, Nomor 5 Pernah Gabung Misi Perdamaian PBB di Afrika Tengah
16. Brigjen Pol. Nurul Azizah
Brigjen Pol Nurul Azizah lahir pada 5 November 1972 di Ambarawa, Semarang. Beliau mulai dikenal publik ketika diangkat sebagai Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri pada Juni 2022, menjadi Polwan pertama yang menjabat sebagai juru bicara Polri.
Nurul Azizah memiliki karier yang cemerlang, dimulai dari pendidikan di Sekolah Bintara Polwan, kursus Dasba Operator Komputer Hankam, serta pendidikan tinggi di PTIK/STIK. Pendidikan lanjutan di Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta menunjukkan dedikasinya dalam pengembangan diri dan profesi kepolisian.
BACA JUGA:Incar Daftar Polwan? Ini Gambaran Tahapan Menjadi Polwan 2024, dan Syarat Fisik yang Harus Diketahui
17. Brigjen Pol. Sumy Hastry Purwanti
Brigjen Pol Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F., DFM. (lahir 23 Agustus 1970) adalah seorang perwira tinggi yang saat ini menjabat sebagai Tenaga Dokkes Investigasi Kepolisian Utama Tk. II Pusdokkes Polri.
Beliau adalah Polwan pertama di Asia yang bergelar Doktor Forensik, menunjukkan keahlian dan kontribusinya dalam bidang kedokteran kepolisian.
Sumy Hastry Purwanti merupakan sosok yang memadukan keahlian medis dengan penegakan hukum, menjadikannya sebagai figur penting dalam pengembangan dan aplikasi ilmu kedokteran forensik dalam kepolisian.
BACA JUGA:Pendaftaran Polwan 2024, Persiapkan Dirimu, Begini Syarat dan Tahapan Tesnya
Berikut ini sejarah singkat Polwan
Tonggak sejarah lahirnya satuan polisi wanita atau polwan pada 1 September 1948 adalah di kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Keputusan ini membawa perubahan yang signifikan dalam sejarah perempuan di dunia kepolisian Indonesia
Diketahui, sebelum tahun 1948, perempuan tidak diperbolehkan untuk mengikuti pendidikan kepolisian atau bahkan menjadi anggota polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: