Kisah Penemuan Lubang Buaya, Tempat Pembunuhan Brutal Para Jendral Angkatan Darat Tragedi G30S PKI
Kisah penemuan sumur lubang buaya tempat jenazah para jenderal dibuang--
Proses penemuan ini tidaklah mudah, mengingat area tersebut sudah disembunyikan dan tampak seolah-olah tidak mencolok. Saat tim RPKAD tiba di lokasi, mereka dihadapkan pada medan yang sulit.
Terbatasnya alat dan perlengkapan evakuasi membuat proses ini berjalan lambat. Namun, tekad para anggota RPKAD tidak pudar. Mereka berusaha keras untuk memastikan bahwa jenazah para pahlawan ini mendapatkan pengakuan yang layak.
BACA JUGA:Kenapa Dinamakan Sumur Lubang Buaya? Ternyata Ada Sejarahnya, G30S PKI Sejarah Kelam Indonesia
Petunjuk Kunci Menuju Lubang Buaya
Kisah penemuan Lubang Buaya tidak terlepas dari beberapa faktor kunci yang membantu tim RPKAD menemukan lokasi jenazah para korban. Berikut adalah beberapa elemen penting dalam pencarian ini:
1. Petunjuk dari H. Soekitman
Dikutip dari laman resmi detik.com Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) H. Soekitman, seorang agen polisi tingkat II, memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam pencarian korban. Tanpa bimbingannya, proses pencarian mungkin akan jauh lebih sulit.
BACA JUGA:Viral Aksi Heroik Seorang Polisi Bersama Istri dan Anak Kejar Pelaku Curanmor, Sempat Ada Tembakan
2. Kecurigaan Warga
Warga setempat yang mengetahui adanya aktivitas mencurigakan di sekitar Lubang Buaya mulai memberi informasi. Mereka menunjukkan lokasi di bawah pohon pisang yang mengarah ke sumur tua yang sudah ditimbun.
3. Tanda-Tanda Fisik
Ditemukannya timbunan dedaunan segar dan batang pisang di atas sumur memberikan indikasi bahwa lokasi tersebut telah disembunyikan secara sengaja. Hal ini semakin menguatkan kecurigaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tempat itu.
4. Identifikasi Militer
Potongan kain yang ditemukan di lokasi bertanda unit militer, seperti Batalion Infanteri 454 dan 530, memberikan informasi penting mengenai identitas para korban yang ditemukan.
5. Temuan Mengejutkan
Salah satu anggota RPKAD menemukan kaki yang tersembul ke atas dari dalam timbunan, sebuah penemuan yang menjadi titik balik dalam proses evakuasi. Penemuan ini menciptakan rasa urgensi untuk segera mengangkat mayat-mayat tersebut.
Proses Evakuasi yang Dramatis
Evakuasi jenazah dari Lubang Buaya bukanlah hal yang sepele. Tim RPKAD harus bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mendapatkan informasi dan mengatasi berbagai rintangan.
Prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama, dan baru pada keesokan harinya, 4 Oktober 1965, mayat-mayat tersebut berhasil diangkat dari dalam sumur.
BACA JUGA:Bisa Bahaya untuk Tubuh, Jangan Campur 5 Jenis Makanan Ini saat Mengonsumsi Nasi
Momen saat jenazah-jenazah itu diangkat dari Lubang Buaya sangat mengharukan. Setiap tubuh yang diangkat merupakan simbol pengorbanan dan keberanian yang patut dihormati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: