Iklan RBTV Dalam Berita

Hendrik Pedofil dari Sleman, Ngaku Begitukan 22 Bocah Sejak 2019, Ini Fakta-faktanya

Hendrik Pedofil dari Sleman, Ngaku Begitukan  22 Bocah Sejak 2019, Ini Fakta-faktanya

Kasus Hendrik Pedofil--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Hendrik Pedofil dari Sleman ngaku begitukan 22 bocah sejak 2019, ini fakta-faktanya.

Fakta baru terungkap dari kasus pedofil homoseksual di Gamping, Sleman. Penyidik Polsek Gamping menyebut tersangka EDW alias Hendrik (29) sudah melakoni aksinya sejak 2019 hingga ada 22 korban yang pada awalnya tergolong anak bawah umur semua.

Pada Kamis (10/10/2024), Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian, mengatakan dari tahun 2019 itu, pengakuan pelaku dan berlangsung hingga 2024. Berhenti ya karena ada pelaporan dari orang tua salah satu korbannya. 

BACA JUGA:Usai ‘Dirampok’ Wasit, Ini Update Ranking FIFA Indonesia Usai Imbang Lawan Bahrain 2-2

Sebanyak 22 korban masih usia anak bawah umur saat dicabuli tersangka. Seiring berjalannya waktu, tiga korbannya kini telah memasuki usia dewasa.

“Jadi pelaku awalnya ngaku korban juga, pernah disodomi terhadap pelaku oleh tetangganya. Sesudah besar, dia melakukan pelecehan seksual, tapi tidak semua disodomi,” katanya.

Rentang usia korban antara pelajar kelas V SD hingga SMP saat awal kejadian. Sementara ini baru 22 korban yang terdeteksi oleh penyidik Polsek Gamping. Namun polisi meyakini bahwa korban lebih dari 22 orang.

“Korban itu teridentifikasi 2019 sampai 2024 sebanyak 22 korban, kemudian dari dari 22 korban itu saat ini ada yang statusnya masih anak-anak lalu dewasa,” ujarnya.

BACA JUGA:Polytron Gratiskan Sewa Baterai Motor Listrik, Konsumen Bisa Hemat Rp 2,4 Juta

Fakta-fakta Kasus Hendrik Pedofil

1. Pikat Korban dengan Doktrin dan Bujuk Rayu

Sandro menjelaskan, Hendrik mendekati korban-korbannya dengan menyediakan fasilitas internet maupun makanan di rumahnya. Selain itu, dia juga memengaruhi para korban dengan mengatakan apa yang mereka lakukan adalah hal normal.

"Untuk modus, jadi pelaku ini dekat dengan sesama jenis kemudian karena sudah dianggap sangat dekat lalu dengan tipu muslihat dan bujuk rayu, akhirnya pelaku dapat menjalankan kegiatan cabulnya," papar Sandro.

EDW alias Hendrik disebut kerap mengajak korban untuk nongkrong di rumahnya. Kadang, korban membawa makanan ke rumah pelaku kemudian dimasakkan.

BACA JUGA:Kenali, 8 Penyebab Anak Speech Delay, Begini Cara Pencegahannya

"Jadi pelaku ini pada kejadian tersebut dia sering mengajak main ke rumahnya, ya ngajak main kemudian dikasih makan. Kadang korban juga bawa makanan ke rumah pelaku ataupun beras dan lain sebagainya, kemudian dimasakin di situ, sampai terjadilah kegiatan tersebut," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: