Menilik Sejarah Kerajaan Wengker, Ini Sosok Bhre Wengker Sang Pemilik Tahta Istana Timur Majapahit
Mengulik sejarah --
Karena telah menikahi sosok yang penting di Kerajaan Majapahit, selain menjadi raja Wengker Raden Kudamerta memiliki peran peran besar di Majapahit.
Dalam salah satu referensi, dia merupakan satu dari 8 tokoh yang diundang saat pengangkatan Mahapatih Gajahmada pada 1364 M.
Kemudian, Bhre Wengker menjadi anggota dewan Sapta Prabu atau anggota dewan pertimbangan agung sejak 1351 M dan sempat mengambil tindakan tegas terhadap kesalahan yang dilakukan Gajahmada atas peristiwa Bubat.
Sementara di Wengker sendiri, peran Kudamerta tidak banyak diungkap di berbagai sumber karena dia lebih banyak berperan di Majapahit daripada di kerajaannya sendiri yang pusat pemerintahannya saat itu diperkirakan berada di Kecamatan Sambit, Ponorogo.
Nah, dalam beberapa tahun terakhir, temuan arkeologis telah mengungkap lebih banyak mengenai sejarah Majapahit, terutama mengenai Istana Timur Majapahit yang diyakini berkaitan erat dengan Bhre Wengker dan Bhre Daha.
BACA JUGA:Dugaan Pelanggaran Kode Etik Profesi, Ipda Rudy Soik Dipecat Polda NTT
Situs ini juga diduga merupakan bekas istana Bhre Wengker, yang juga dikenal sebagai istana ajaib, yang dibangun di era kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 Masehi).
Hipotesis bahwa Situs Kumitir adalah bekas istana Bhre Wengker dan Bhre Daha atau istana timur Majapahit didukung berbagai temuan arkeologi, termasuk Naskah Negarakertagama dan peta rekonstruksi peneliti Belanda.
Pembangunan istana ajaib Bhre Wengker dan Bhre Daha ini tepatnya dilakukan setelah wafatnya kakak tiri Tribhuwana Tunggadewi, Jayanegara (1309-1328 Masehi), yang merupakan Raja Kedua Majapahit.
BACA JUGA:Aksi Rombongan Sound Horeg Kembali Bikin Geram, Warung Warga Dirusak agar Bisa Lewat
Istana itu dibangun untuk mencegah perebutan kekuasaan antara Tribhuwana Tunggadewi dan Bhre Daha. Sebab, kedua putri Raden Wijaya itu sama-sama berhak menjadi penguasa kerajaan setelah wafatnya Jayanegara.
Tribhuwana Tunggadewi menempati istana barat, sedangkan Bhre Daha bersama suaminya menempati istana timur.
Di Istana Timur Majapahit itu juga Bhre Wengker membangun tempat pendarmaan terhadap Mahesa Cempaka, raja bawahan Singosari.
Penelitian mengenai Situs Kumitir mengungkapkan tata ruang yang teratur dan megah mencerminkan kemewahan dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Majapahit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: