Iklan RBTV Dalam Berita

El Nino Datang Lebih Awal, Mulai Mei 2023 Ini Beberapa Provinsi Sudah Kemarau Panjang

El Nino Datang Lebih Awal, Mulai Mei 2023 Ini Beberapa Provinsi Sudah Kemarau Panjang

Foto IST_--

“Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," imbuhnya.

Pemerintah daerah dan masyarakat, tambah dia, dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir Musim Hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

BACA JUGA:Ini 12 Objek Paling Aneh di Alam Semesta, Sinyal Misterius, Planet Nakal Sampai Pasta Nuklir

Sampai Oktober 2023

Bagian lain, akibat El Nino, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pun potensial terjadi.

Hal itu berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dengan kedatangan fenomena El Nino yang membuat curah hujan makin berkurang.

“Dengan adanya prediksi ini El Nino berarti wilayah Indonesia berbalik mengalir ke Samudra Pasifik sehingga Indonesia menjadi kering karena aliran masa udara ini bergerak ke Samudra Pasifik," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dirilis dari laman cnnindonesia.com.

BACA JUGA:Ancaman Dunia, Jika Gunung Berapi Bawah Laut TERBANGUN Bisa Memicu 85.000 Gempa Bumi

Selama tiga tahun berturut-turut, katanya, RI mengalami musim kemarau yang basah atau curah hujan berlebih akibat fenomena La Nina 70 persen bahkan sampai 100 persen.

“Tadinya kemarau basah (tahun ini) menjadi netral artinya tidak basah lagi, selayaknya kemarau biasanya. Normal itu kurang lebih seperti tahun 2018. Itu berarti (2023) lebih kering dari 2020-2022," jelasnya.

Sejauh ini, Dwikorita mengungkap intensitas La Nina terus melemah. Hal itu terlihat dari indeks El-Nino Southern Osciliation (ENSO) di 10 hari pertama Januari 2023 mencapai 10,08 dan semakin menuju netral.

BACA JUGA:Rara Pawang Hujan Buka-bukaan Soal Ida Dayak, Ada Hubungannya dengan Ibukota Nusantara

Kondisi tersebut akan terus berlangsung hingga akhirnya indeks menjadi netral pada Maret 2023.

“Kondisi ENSO netral ini akan terus bertahan hingga pertengahan 2023. Jadi Mei-Juli itu indeksnya bertahan netral," kata Dwikorita.

El Nino sendiri terjadi karena pemanasan Suhu Muka Air Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: