Iklan RBTV Dalam Berita

Kompolnas dan Komnas HAM Kawal Kasus GRO, Dugaan Pelanggaran HAM dalam Penembakan, Jejak Digital Jadi Kunci!

Kompolnas dan Komnas HAM Kawal Kasus GRO, Dugaan Pelanggaran HAM dalam Penembakan, Jejak Digital Jadi Kunci!

Kompolnas dan Komnas HAM kawal kasus penembakan murid SMKN 4 Semarang--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM- Kompolnas dan Komnas HAM kawal kasus GRO, dugaan pelanggaran HAM dalam penembakan, jejak digital jadi kunci!

Kasus kematian tragis GRO (17), siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak oleh Aipda Robig, anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, menjadi perhatian publik. 

Peristiwa ini terjadi pada Minggu (24/11/2024) di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Semarang. 

Jejak digital dari tempat kejadian perkara (TKP) disebut sebagai elemen penting dalam pengungkapan kasus ini.  

BACA JUGA:20 Contoh Soal SKB CPNS Kemenkes 2024 yang Bisa Jadi Referensi Belajar

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Muhammad Choirul Anam menegaskan bahwa bukti digital dapat memperjelas rangkaian peristiwa yang menyebabkan tewasnya GRO. 

Saat mengunjungi rumah keluarga GRO di Sragen pada Sabtu (30/11/2024), Anam menyampaikan pentingnya bukti dari jejak digital untuk menegakkan keadilan.  

"Jejak digital ini menjadi salah satu bahan utama untuk membuat peristiwa lebih terang dan menegakkan keadilan," ujar Anam.  

Ia menambahkan bahwa titik-titik relevan dari bukti digital akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kejadian, mulai dari penembakan hingga korban kehilangan nyawa.  

BACA JUGA:Aksi Heroik Briptu Johannes Selamatkan Lansia Terjebak Banjir, Rela Pertarukan Nyawa

Pentingnya Pendekatan Sensitif dalam Kasus Anak  

Anam juga menyoroti pentingnya penanganan kasus anak secara sensitif. Ia mengingatkan bahwa anak-anak memiliki aturan khusus dalam sistem hukum dan kekerasan terhadap anak adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.  

"Tolong sensitif terhadap problem anak-anak, karena mereka adalah masa depan bangsa kita. Penanganan kasus anak tidak boleh menggunakan kekerasan," katanya.  

Kasus GRO diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh anggota kepolisian di Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menangani kasus yang melibatkan anak-anak.  

BACA JUGA:Nekat Naik Motor Berboncengan Tiga, Bocah SD Berujung Tabrak Pohon

Kompolnas dan Komnas HAM Kawal Kasus GRO  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: