Iklan dempo dalam berita

Ini Bahaya El Nino, Bulan Mei 2023 Ini Menghantam Ada 19 Provinsi

Ini Bahaya El Nino, Bulan Mei 2023 Ini Menghantam Ada 19 Provinsi

Ini Bahaya El Nino, Bulan Mei 2023 Ini Menghantam Ada 19 Provinsi --

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Fenomena alam yakni El Nino diperkirakan akan datang ke Indonesia yang puncaknya sekitar bulan Agustus 2023. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang. Puncaknya sebanyak 32 dari total 34 provinsi akan dilanda musim kering pada Agustus 2023 mendatang.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menyampaikan, indikasi kekeringan itu dapat dilihat dari cuaca, dimana tingkat intensitas hujan yang berada di bawah 100 mm per bulan.

BACA JUGA:Warning, 32 Provinsi Dilanda Kekeringan, Ini 4 Dampak El Nino Bagi Kehidupan

“Sudah kami ringkas, sejak bulan Maret ada 4 provinsi, dimana intensitas hujannya di bawah 100 mm. Ini sudah masuk kekeringan," kata Jarot.

Jarot mengatakan, jumlah itu akan terus bertambah jadi 8 provinsi pada April, 19 provinsi di Mei, 21 provinsi di Juni, dan 29 provinsi pada Juli. “Agustus itu musim yang paling kering nanti," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa El Nino dapat berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan hingga kekeringan yang cukup luas di beberapa daerah.

BACA JUGA:El Nino 2023, 6 Wilayah Ini Rawan Kekeringan, Waspada Juga Penyakit DBD, Kolera dan Diare

Fenomena El Nino akan menyebabkan kekeringan ekstrim di wilayah Amerika tengah, Afrika bagian Selatan, hingga Asia Timur termasuk Indonesia. Organisasi pangan dan pertanian dunia atau FAO pun meminta agar negara-negara dapat mengantisipasi risiko yang akan muncul.

Melihat fenomena tersebut, Pengamat Lingkungan Universitas Airlangga (Unair), Wahid Dianbudiyanto ST MSc, menuturkan bahwa El Nino merupakan fenomena saat air laut di samudera pasifik lebih panas dari pada suhu biasanya.

BACA JUGA:Dihantam El Nino 6 Bulan, Ini Daftar Bahaya Kemarau Kering di Indonesia

Tambahnya, El Nino merupakan bagian dari fenomena yang lebih besar yaitu El-Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan bagian lainnya adalah La Nina.

“Jika hal itu merupakan peristiwa memanasnya suhu air di luar batas kewajaran di kawasan Samudera Pasifik, maka La Nina merupakan peristiwa pendinginan air di luar batas kewajaran di area tersebut," jelasnya dirilis dari laman detik.com. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: