Iklan RBTV Dalam Berita

Misteri Mata Air Keabadian Nabi Khidir, Benarkah Lokasinya Ada di Tanah Jawa?

Misteri Mata Air Keabadian Nabi Khidir, Benarkah Lokasinya Ada di Tanah Jawa?

Gambar ilustrasi: Sampai sekarang misteri keberadaan mata air keabadian Nabi Khidir belum terungkap--

Setelah mendapatkan wahyu tersebut, kemudian Nabi Khidir berjalan menuju ke sebelah kanan jurang dan didapati olehnya Ainul Hayat yang dicarinya itu. Nabi Khidir lantas melepas pakaiannya dan menuju Ainul Hayat tersebut untuk mandi dan meminum airnya.

Setelah mandi dan minum air Ainul Hayat, ia pun menemui Zulkarnain yang tidak pernah tahu kejadian tersebut. Sementara Zulkarnain dikisahkan berkeliling selama 40 hari di tempat yang gelap gulita itu tanpa berhasil menemukan letak Ainul Hayat. 

BACA JUGA:Harus Dihindari! Ini Buah yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Lambung

Sejumlah ahli tafsir menyebutkan, berkat Ainul Hayat tersebut, Nabi Khidir diketahui masih hidup dan keberadaannya masih ada di bumi hingga saat ini. 

Kisah perjalanan mencari Ainul Hayat tersebut juga ditafsirkan dalam kitab Al-Futuhat Al-Ilahiyah. Namun, kisah ini juga memiliki beberapa penafsiran yang berbeda. 

Dalam Tafsir An-Nasafi, disebutkan Zulkarnain pada mulanya mengetahui tentang Ainul Hayat dari kitab-kitab terdahulu bahwa salah seorang putra Sam pernah minum dari Ainul Hayat lalu dia hidup abadi hingga hari kiamat.

Penafsiran itu berbeda dengan tafsir mengenai Zulkarnain yang mengetahui tentang Ainul Hayat dari Malaikat Rafa'il dan Nabi Khidir. 

BACA JUGA:Alih-alih untuk Sarapan, Ini Daftar Buah yang Tidak Boleh Dimakan saat Perut Kosong

Pada dasarnya, tidak ada hadits sahih perihal kepergian Zulkarnain dan Nabi Khidir dalam mencari Ainul Hayat. Kisah ini juga dituturkan dalam Israiliyat, yaitu cerita-cerita yang kerap kali dibawa oleh orang-orang Yahudi yang masuk Islam.

Meskipun demikian, sebagian ulama berpendapat bahwa Ainul Hayat itu memang ada dan Nabi Khidir masih hidup hingga kini. Di antara ulama-ulama tersebut yang memercayai tentang ini, yaitu As-Suyuthi dalam kitab Khasha'ish, Wabh bin Al-Munabbih dalam Al-Mubtada, Imam An-Nawawi, dan lainnya.

 

Putri Nurhidayati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: