Iklan RBTV Dalam Berita

Ya Ampun! Fenomena El Nino Sampai Tahun 2024, Picu Rekor Suhu Terpanas di Bumi

Ya Ampun! Fenomena El Nino Sampai Tahun 2024, Picu Rekor Suhu Terpanas di Bumi

Ya Ampun! Fenomena El Nino Sampai Tahun 2024, Picu Rekor Suhu Terpanas di Bumi--

El Nino, yang berarti 'anak kecil' dalam bahasa Spanyol, adalah peristiwa iklim global yang disebabkan oleh perubahan arus laut di Samudra Pasifik.

Peristiwa pemanasan ini cukup kuat untuk memicu perubahan besar dalam pola cuaca global dan berdampak serius pada ekosistem laut, terutama jika dikombinasikan dengan efek perubahan iklim.

El Nino, bersama dengan pasangannya La Nina (secara harfiah berarti 'gadis kecil'), membentuk siklus El Nino-Osilasi Selatan (ENSO). Para ahli menduga peristiwa El Nino mungkin akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Pada 3 Mei, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan ada kemungkinan 60 persen El Nino akan mulai terjadi antara Mei dan Juli.

Namun, pada 11 Mei, National Atmospheric and Oceanic Administration (NOAA) AS merilis prakiraannya sendiri.

Mereka memprediksi El Nino akan dimulai pada periode yang sama dengan La Nina. Badan ini juga mengatakan kemungkinan 90 persen El Nino akan bertahan hingga 2024.

"Perhatikan daerah tropis, dan jangan berkedip," tulis Nathaniel Johnson seorang ahli meteorologi di Laboratorium Dinamika Cairan Geofisika NOAA. “Kondisinya berkembang dengan cepat!" cetusnya.

BACA JUGA:Ini Bahaya El Nino, Bulan Mei 2023 Ini Menghantam Ada 19 Provinsi

Angin Pasat Siklus ENSO

Siklus ENSO terutama terkait dengan angin pasat di Samudra Pasifik yang berhembus ke arah barat di sepanjang khatulistiwa.

Biasanya, angin ini menghembuskan air permukaan yang lebih hangat dari Amerika Selatan ke arah Asia, yang kemudian digantikan oleh air laut dalam yang lebih dingin dalam sebuah proses yang dikenal sebagai upwelling.

Selama El Nino, angin pasat melemah yang menyebabkan berkurangnya upwelling dan pada gilirannya air permukaan menjadi lebih hangat.

Sedangkan selama La Niña, angin pasat menjadi sangat kuat, yang berdampak sebaliknya. Kedua peristiwa ini dapat memicu kejadian cuaca ekstrem, seperti Topan Freddy yang berpotensi memecahkan rekor yang menghantam beberapa bagian Afrika pada Februari dan Maret.

BACA JUGA:Dihantam El Nino 6 Bulan, Ini Daftar Bahaya Kemarau Kering di Indonesia

Di masa lalu, peristiwa El Nino dan La Nino terjadi kira-kira sekali setiap dua hingga tujuh tahun sekali. Namun, kemunculannya akhir-akhir ini menjadi lebih tidak menentu akibat dampak perubahan iklim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: