Kesabaran Tanpa Batas Nabi Ayub, dari Sosok Terpandang Diuji dengan Penyakit dan Kemiskinan
Kisah Nabi Ayub yang mengajarkan kesabaran dan ketaqwaan--
Karena kekesalannya itu, Nabi Ayub sampai terucap nazar. Nazarnyajika sudah sembuh, dia akan mencambuk sang istri sebanyak seratus kali. Namun begitu sembuh, Nabi ‘alaihissalam tak kuasa memukul sang istri yang telah setia dan bersabar merawat serta mengurus dirinya.
BACA JUGA:Tanda Kiamat Keluar Api dari Perut Bumi, Begini Penjelasannya
Walau demikian, hati Sang Nabi tetap merasa berat karena belum memenuhi nazarnya. Maka Allah memberikan kemudahan dan jalan keluar kepadanya. Dia memerintahkan untuk mengambil seikat jerami gandum atau jewawut, lalu dipukulkan satu kali kepada istrinya.
Dengan begitu, Ayub ‘alaihissalam dianggap sudah memenuhi nazarnya, sekaligus tidak membahayakan istrinya. Kisah nazar Ayub ‘alaihissalam tersebut diabadikan dalam Al-Quran,
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (jerami), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya),” (Q.S. Shâd [38]: 44).
Pada hari Nabi Ayub berdoa kepada Allah, sang istri kembali terlambat pulang. Di saat yang sama, Allah menurunkan wahyu untuk menghentakkan kakinya yang lemah ke tanah. Tiba-tiba dari tempat kakinya, muncul sumur air. Kemudian, Allah memerintahnya mandi dan meminum air tersebut.
BACA JUGA:Traktat London, Ini Goresan Cerita Bengkulu dan Singapura
Kisah kesembuhannya itu dijelaskan dalam Al-Quran, Dan ingatlah kepada hamba Kami Ayyub ketika menyeru Tuhan-nya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.” (Allah berfirman), “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran, (Q.S. Shâd [38]: 41-43).
Pada ayat lain, Al-Quran mengisahkan, Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah, (Q.S. al-Anbiyâ’ [21]: 83-84).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: