Ritual Tabut Imam Naik Puncak di 9 Muharram, Ketua KKT Bencoolen: BegIni Makna dan Sejarahnya

Upacara Tabut Imam Naik Puncak di 9 Muharram--
BENGKULU, RBTV.DISWAY.ID - Ritual Tabut Imam naik puncak di 9 Muharram, Ketua KKT Bencoolen jelaskan makna dan sejarahnya.
9 Muharram 1447 Hijiriah, yang bertepatan di hari Sabtu (5/7) Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bencoolen menggelar upacara atau ritual sakral Tabut Imam Naik Puncak.
Ritual sakral ini untuk mengingat peristiwa gugurnya Imam Husein bin Ali cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala.
BACA JUGA:Sore Ini KKT Bencoolen Gelar Prosesi Ritual Tabut Imam Naik Puncak dan Besanding di Lapangan Merdeka
Ketua KTT Bencoolen, Ir. Achmad Syafril Syahboedin menjelaskan, ritual Tabut Imam Naik Puncak ini sudah dilaksanakan secara turun temurun dari zaman dahulu.
Tabut ini sejak dahulu dibat terpisah, puncak dan badan Tabut yang terpisah ini kemudian disatukan pada tanggal 9 Muharram.
"Tapi tempo dulu acaranya tidak semeriah ini, dilakukan hanya dipasang saja. Namun, sejak tahun 2013 barulah ada tradisi upacara seperti ini," jelas Ketua KTT Bencoolen Ir. Achmad Syafril Syahboedin.
"Kenapa dibilang Tabut Imam Naik Puncak, karena yang melaksanakan tradisi ini dulu itu para imam," tambah Ketua KTT Bencoolen.
BACA JUGA:Tablet Murah 2025 Harga Rp2 Juta RAM 8GB Memori Penyimpanan Hingga 1TB
Achmad Syafril menjelaskan, sebelum Tabut Imam Naik Puncak akan ada beberapa rangkaian, seperti pembacaan sinopsis, pembacaan puisi peristiwa Imam Hussein di Karbala dan saat Imam Tabut Naik Puncak diiringi dengan Tabuhan Dol yang merupakan salah satu alat musik tradisional Bengkulu.
Tabuhan Dol ini diringi dengan seruling dan teriakan Yaaa Husein sambil menepuk-nepuk dada dengan penuh suka duka.
Setelah Tabut Imam Naik Puncak akan dilanjutkan dengan ritual bakar kemenyan dengan mengelilingi Tabut dan diiringi dengan ritual melempar beras kuning dan kemudian ditutup dengan tabuhan dol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: