Jadi Saksi Bisu Peristiwa Sejarah Kelam G30S PKI, Begini Kondisi Lubang Buaya Sekarang
Kondisi Lubang Buaya --
NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID - Lubang Buaya menjadi salah satu lokasi paling ikonik dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Nama ini tidak hanya melekat sebagai sebuah wilayah di Jakarta Timur, tetapi juga nebgibgatkan pada tragedi nasional yang sampai hari ini masih meninggalkan jejak mendalam dalam ingatan kolektif bangsa.
BACA JUGA:Xiaomi 17 Pro Hadir Menjadi Pesaing iPhone 17 Pro, tapi Bagaimana Spesifikasi dan Harganya?
Jejak Awal Penamaan Lubang Buaya
Sebelum dikenal luas akibat tragedi 1965, Lubang Buaya sebenarnya hanyalah nama kampung di kawasan Cipayung.
Menurut cerita rakyat setempat, daerah tersebut dulunya berupa rawa dengan banyak buaya berkeliaran. Dari situlah muncul sebutan “Lubang Buaya.”
Legenda lain menyebut nama itu erat kaitannya dengan seorang ulama Betawi, Datuk Banjir, yang kerap dikaitkan dengan kisah-kisah seputar daerah tersebut.
Meski tidak bisa dipastikan kebenarannya, cerita inilah yang menghidupkan nuansa mistis di balik nama Lubang Buaya.
BACA JUGA:Xiaomi Pad 8 Pro, Tablet Unggulan dengan Chipset Snapdragon 8 Elite dan Layar Lebar 11,2 Inci
Tragedi 30 September 1965
Lubang Buaya mulai tercatat dalam sejarah nasional ketika peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) meletus pada malam 30 September 1965.
Beberapa jenderal TNI AD diculik oleh kelompok yang menamakan diri Dewan Revolusi.
Para korban kemudian disiksa, dibunuh, dan jasadnya dimasukkan ke sebuah sumur tua berdiameter kurang dari satu meter dengan kedalaman sekitar 12 meter. Sumur inilah yang kemudian dikenal sebagai “sumur maut.”
Dari sumur tersebut ditemukan tujuh jenazah perwira tinggi militer dan satu perwira pertama.
Semua korban akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Tragedi ini menorehkan luka sejarah sekaligus menjadi titik balik dalam perjalanan politik Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


