Mengenal Tokoh Sejarah dari Bumi Merah Putih, Berjasa dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tokoh Sejarah dari Bumi Merah Putih--
NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID - Tahun ini, Indonesia telah merayakan kemerdekan selama 80 tahun tepat pada 17 Agustus kemarin.
Sejatinya, kemerdekaan ini berkat jasa para pahlawan nasional, termasuk yang berasal dari Bengkulu.
BACA JUGA:Kejati Bengkulu Sita SPBU 24.385.25 di Kecamatan Sukaraja Milik Tersangka Sakya Hussy
Sejarah kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran besar tokoh-tokoh daerah yang ikut mengobarkan semangat perjuangan.
Dari Bengkulu dan sekitarnya, lahirlah sejumlah tokoh yang memberikan sumbangsih penting bagi bangsa.
Menariknya, tak hanya laki-laki, namun juga ada sosok perempuan tangguh yang menjadi tokoh Sejarah dari Bengkulu. Dia adalah Ibu Fatmawati yang dikenal sebagai sosok yang telah menjahit Sang Saka Merah Putih.
BACA JUGA:Teuku Zulkarnain Kandidat Kuat Ketua KONI Provinsi Bengkulu
Tokoh Sejarah dari Bumi Merah Putih
Berikut ini adalah tokoh sejarah Bengkulu yang harus dketahui:
1. Fatmawati: Penjahit Sang Saka Merah Putih
Lahir di Bengkulu pada 5 Februari 1923 dengan nama Fatimah, Fatmawati adalah putri pasangan Hassan Din dan Siti Chadidjah. Ia dikenal luas sebagai istri Presiden Soekarno yang menjahit bendera Merah Putih pertama.
Kisahnya bermula saat Soekarno dipindahkan dari pengasingan di Flores ke Bengkulu. Di kota inilah pertemuan pertama terjadi hingga berujung pernikahan pada 1943.
Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Fatmawati yang sedang hamil besar menjahit bendera Merah Putih dari kain pemberian Kolonel Hitoshi Shimizu.
Dalam dua hari, bendera itu raampung dan dikibarkan untuk pertama kalinya pada 17 Agustus 1945 dan menjadi simbol lahirnya Indonesia merdeka. Fatmawati wafat pada 14 Mei 1980.
BACA JUGA:Kamar Iryanka Aditya Orang Dekat Bebby Hussy Digeledah Kejati Bengkulu, Banyak Catatan Keuangan Diamankan
2. Indera Tjaja: Insinyur Pejuang dari Bengkulu
Indera Mahmud Tjaja lahir di Desa Peramuan, Bengkulu, tahun 1905. Anak pasangan Mahmud Tjaja dan Salma ini menamatkan pendidikan di HIS, melanjutkan ke Jakarta, hingga akhirnya lulus sebagai insinyur dari Technische Hogeschool (kini ITB) pada 1935.
Ia aktif di Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia wilayah Sumatera yang diketuai Adinegoro, dan turut hadir dalam konferensi besar 14 Mei 1949 untuk membahas Roem-Royen Statement.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


