Ini 10 Demo Terbesar dalam Sejarah Dunia, Termasuk Gejolak Demo di DPR RI?
Deretan Demo Terbesar di Dunia--
Pada tahun 1989, aksi demonstrasi besar-besaran juga terjadi di Tiongkok. Sekurang-kurangnya ada 1 juta orang, yang kebanyakan mahasiswa untuk mencari reformasi demokrasi.
Jutaan orang ini menduduki Lapangan Tiananmen Beijing dengan damai selama tujuh minggu yang berakhor pada pengusiran yang dilakuakn oleh militer China dengan mengerahkan tank.
Sama halnya dengan aksi di Indonesia saat ini, dalam aksi tersebut juga memakan korban jiwa bahkan hingga ratusan pengunjuk rasa tewas dan menuai kritik keras dari komunitas internasional.
BACA JUGA:Bikin Untung, Ini Ragam Promo Gajian Emas Pegadaian 2025
5. Demonstrasi Nasional di Afrika Selatan (1994)
Selanjutnya, demo besar-besaran juga terjadi di Afrika Selatan pada tahun 1994. Partai ANC Nelson Mandela mengatur penghentian kerja anti-apartheid ini pada tahun 1950, sebagai pembalasan atas Rancangan Undang-Undang (RUU) baru yang secara efektif memungkinkan pemerintah untuk menyelidiki partai atau organisasi politik mana pun.
Pada tanggal 26 Juni 1994, ratusan ribu orang Afrika Selatan berpartisipasi dalam aksi “Tetap di Rumah", sebuah taktik yang digunakan beberapa kali dalam dekade berikutnya.
Sementara itu, sebenarya 26 Juni merupakan diperingatinya sebagai Hari Kebebasan Nasional di Afrika Selatan hingga 1994.
6. Protes Anti-Perang Irak (2003)
Sejarah telah mencatat sebuah invasi yang dilakukan Amerika ke Irak pada 2003 lalu. Kala itu, Presiden AS George W. Bush menganggap bahwa Irak melanggar resolusi PBB mengenai senjata pemusnah massal.
Namun, rencana invasi itu ditentang oleh banyak pihak. Pada 15 Februari 2003, jutaan orang melakukan demonstrasi di lebih dari 600 kota di dunia menentang rencana Presiden George W. Bush.
Di Roma, 3 juta orang ambil bagian dalam demonstrasi tersebut. Kemudian 750.000 orang melakukan unjuk rasa di London dan lebih dari 1,5 juta orang melakukan protes di Madrid, serta puluhan ribu lainnya di kota lain.
Namun, pada akhirnya, gerakan tersebut hanya berdampak kecil terhadap kebijakan. AS tetap melakukan invasi ke Irak yang dimulai pada 20 Maret 2003.
BACA JUGA:HUT Ke-24 Rakyat Bengkulu, Tetap Eksis di Era Digital
7. Women's March (2017)
Tahun 2016, aksi besar-besaran juga terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) AS. Donald Trump yang dinilai merendahkan kaum perempuan dalam kampanyenya memicu kemarahan para perempuan, sehingga muncul gerakan "Women March".
Tepat pada hari pertama Donald Trump dilantik sebagai presiden terpilih, para perempuan itu urun ke jalan dan didukung oleh ratusan ribu orang di seluruh dunia.
8. March for Science (2017)
Pada Hari Bumi yang jatuh di tanggal 22 April 2017 silam, sekitar 100.000 orang berbaris di Washington D.C. melakukan aksi unjuk rasa non-partisan untuk merayakan sains dan mempromosikan pengambilan keputusan kebijakan menggunakan bukti ilmiah, terutama pada isu-isu seperti perubahan iklim dan kesehatan masyarakat.
Seperti halnya demonstrasi Women's March, demo March for Science terinspirasi dari terpilihnya Presiden Trump.
Trump yang sebelumnya menyebut jikaperubahan iklim sebagai tipuan dan berjanji untuk menarik AS dari Perjanjian Paris tentang mitigasi iklim global, menghapus peraturan anti-polusi yang diberlakukan oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan memotong dana federal untuk berbagai lembaga sains dan penelitian, termasuk National Institutes of Health (NIH).
Marches for Science diadakan di lebih dari 600 kota di seluruh dunia pada Hari Bumi 2017, menarik kehadiran global lebih dari 1 juta orang, menurut penyelenggara.
BACA JUGA:Tambahan Gaji Awal September Rp 450 Ribu dalam Bentuk Saldo DANA Gratis, Begini Caranya Mendapatkannya
9. Demonstrasi Black Lives Matter, Kematian George Floyd (2020)
Pada Mei 2020 lalu, terdapat kasus pembunuhan yang menggemparkan di Amerika Serikat (AS), yakni pembunuhan George Floyd di Minneapolis oleh petugas polisi.
Kasus ini berakhir dengan memicu gelombang kemarahan dunia karena berkaitan dengan isu ras dan rasisme.
Seminggu setelah pembunuhan terjadi, muncul gelombang protes yang dilakukan di 75 kota besar dan kecil di AS. Protes tersebut sebagian dikoordinasikan melalui gerakan yang dikenal dengan "Black Lives Matter". Demonstrasi ini juga menjadi global dan lebih luas hingga melibatkan jutaan orang.
BACA JUGA:Demo di DPRD Bengkulu, Ini 14 Poin Tuntutan yang Disampaikan Ribuan Mahasiswa
10. Demonstrasi Petani India (2020-2021)
Terakhir, masibh di tahun 2020 tepatnya di bulan September, para pekerja pertanian di India memblokir jalan dan jalur kereta api di wilayah Punjab dan Haryana.
Menurut laporan Business & Human Rights Resource Centre, sekitar 250 juta orang turun ke jalan untuk demonstrasi.
Para petani melakukan protes terhadap rencana perubahan undang-undang seputar produk (pertanian). Akibat perubahan undang-undang itu, akan ada kelonggaran aturan seputar penjualan, penetapan harga, dan penyimpanan produk pertanian.
Maka dari itu, petani melakukan protes dan turun ke jalan. Beberapa petani mulai membakar ladang mereka dan ada juga aksi mogok makan.
Pada November 2021, pemerintahan Narendra Modi mencabut undang-undang tersebut dan pengunjuk rasa mengundurkan diri pada awal Desember 2021.
Semoga informasi ini bermanfaat.
BACA JUGA:Rakor Pengendalian Inflasi tahun 2025 dan Perkembangan Situasi Kamtibmas, Walikota Ambil Langkah Ini
Putri Nurhidayati
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


