Iklan RBTV

Fenomena Langit Merah di Aceh Bikin Heboh, Benarkah Matahari Jatuh?

Fenomena Langit Merah di Aceh Bikin Heboh, Benarkah Matahari Jatuh?

Benarkah Matahari Jatuh?--

Prof. Husin menjelaskan fenomena itu berkaitan dengan hamburan Mie, yaitu ketika cahaya mataharibertemu partikel yang lebih besar ukurannya dibanding molekul udara, misalnya aerosol, asap kebakaran, atau debu vulkanik.

Hamburan Mie menyebabkan cahaya dari berbagai panjang gelombang terhambur lebih merata. Inilah alasan mengapa awan tampak putih meskipun langit sekitarnya berwarna biru.

Dalam kasus langit merah yang viral, kemungkinan besar atmosfer saat itu mengandung konsentrasi tinggi partikel debu atau polusi. 

partikel ini menyerap lebih banyak cahaya biru dan ungu, sementara cahaya merah serta jingga dipantulkan kembali. 

Penggabungan inilah yang mmbuat langit tampak merah menyala meski posisi matahari masih tinggi di siang hari.

BACA JUGA:Kredit Macet Jangan Dianggap Sepele, Debitur Bisa Diproses Hukum Pidana dan Perdata Jika Syarat Ini Terpenuhi

Bisa Jadi Akibat Polusi atau Asap Kebakaran

Fenomena ini sering terjadi saat ada kebakaran hutan, letusan gunung berapi, atau meningkatnya polusi udara

Misalnya, beberapa tahun lalu masyarakat di Sumatera dan Kalimantan juga pernah melihat langit berwarna jingga pekat akibat kabut asap kebakaran lahan.

Dengan kata lain, langit merah di Aceh bukan pertanda matahari jatuh, melainkan bisa menjadi indikasi adanya polusi udara, asap kebakaran, atau partikel lain di atmosfer.

Meski sudah ada penjelasan ilmiah, fenomena ini tetap ramai dibicarakan. Banyak warganet yang mengaitkannya dengan “tanda-tanda zaman” atau peristiwa gaib, sementara yang lain menanggapinya dengan humor dan meme.

BACA JUGA:Mantan Gubernur Rohidin dan Sekda Isnan Terima dan Jalani Vonis Hakim

Ada juga yang merasa fenomena ini sebagai peringatan dari alam agar manusia lebih peduli terhadap lingkungan, terutama terkait polusi udara yang semakin sering memicu kejadian langit berwarna tidak biasa.

Polusi udara, kebakaran hutan, atau aktivitas manusia lainnya bisa berdampak langsung pada kualitas udara bahkan  langit yang kita lihat sehari-hari.
Jadi, saat melihat langit berubah warna secara ekstrem, jangan buru-buru percaya isu “matahari jatuh”.

Terlebih dahulu pahami penyebab ilmiahnya dan jadikan fenomena itu sebagai momentum untuk lebih peduli terhadap bumi yang kita tinggali.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait