Sudah Tahu Belum, Ini Suku-suku yang Ada di Bengkulu, Kaya Tradisi dan Budaya

5. Suku Pekal

Masih berdekatan dengan wilayah Mukomuko, ada suku Pekal yang jumlah populasinya sekitar 30 ribu jiwa. Suku ini memiliki keterkaitan erat dengan kisah mitologi Minangkabau dan Rejang, bahkan sering dikaitkan dengan legenda kerajaan Pagaruyung.

Orang Pekal umumnya hidup sebagai petani dan nelayan. Meski kecil, suku ini tetap menjaga identitas melalui bahasa dan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun.

BACA JUGA:Bupati Bengkulu Utara Siap Dukung Pengelolaan Perhutanan Sosial, Ini Lokasinya

6. Suku Basemah

Suku Basemah (atau Besemah) dikenal sebagai penduduk yang mendiami kawasan sekitar Gunung Dempo. Meskipun wilayah utamanya berada di Sumatra Selatan, banyak orang Basemah yang merantau dan akhirnya tinggal di Bengkulu.

Bahasa, adat, dan budaya mereka erat dengan masyarakat Melayu dan Komering. Sebagian besar mata pencaharian suku Basemah adalah bertani dan berkebun di lahan pegunungan.

7. Suku Kaur

Di Kabupaten Kaur, berdirilah komunitas masyarakat Kaur yang memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Kaur.

Berbeda dari tetangganya seperti Serawai atau Basemah, orang Kaur tetap mempertahankan bahasa asli hingga kini.
Mata pencaharian utama mereka adalah bertani padi, berkebun cengkeh, lada, hingga sawit. 

Tradisi unik orang Kaur adalah aturan pernikahan: mereka dilarang menikah dengan yang masih satu marga. Pernikahan biasanya baru dilaksanakan setelah musim panen padi.

BACA JUGA:Keliling Desa dan OPD, Kejari Seluma Gencarkan Penerangan Hukum Cegah Korupsi

8. Suku Lembak

Suku Lembak, sering disebut Melayu Lembak atau Orang Linggau, tersebar di beberapa daerah Bengkulu seperti Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, hingga Rejang Lebong. 
Namun, sebagian besar juga ada di Sumatra Selatan, terutama Lubuklinggau dan Musi Rawas.

Bahasa dan adat mereka masih serumpun dengan budaya Melayu. Suku Lembak terbagi menjadi beberapa sub-suku, di antaranya Lembak Beliti, Bulang, dan Lapan.

Sumber: