Keinginan raja tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh para selir serta anak-anaknya yang lain. Suatu hari, mereka segera berkumpul dan menyusun rencana jahat untuk menyingkirkan Putri Kandita dan ibunya, permaisuri kerajaan.
Untuk mengusir Putri Kandita dan permaisuri, mereka segera meminta bantuan pada seorang penyihir yang tinggal di sebuah desa terpencil. Penyihir tersebut menguasai berbagai ilmu hitam yang dikenal ampuh.
Saat bertemu dengan penyihir, mereka meminta agar Putri Kandita dan permaisuri diberi kutukan. Sang penyihir segera beraksi. Dirinya menyihir Putri Kandita dan ibunya agar menderita penyakit kusta.
Suatu hari, Putri Kandita dan permaisuri sangat terkejut. Sebab, mereka bangun dari tidur dan disuguhkan dengan kulit yang dipenuhi borok dan berbau tidak sedap.
Mengetahui hal itu, Prabu Siliwangi segera memanggil tabib istana untuk menyembuhkan mereka. Setelah mencoba berbagai ramuan, sang tabib menyerah dan menyatakan tidak dapat menyembuhkan mereka.
Semakin hari, penyakit yang mereka derita kian menjadi. Tubuh permaisuri yang sudah tua ternyata tidak sanggup melawan kutukan tersebut. Tidak lama setelah dikutuk, permaisuri mengembuskan napasnya yang terakhir. Di lain sisi, Putri Kandita masih bisa bertahan.
Prabu Siliwangi sangat terpukul setelah ditinggal sang istri. Dirinya juga terus larut dalam kesedihan lantaran penyakit Putri Kandita juga tidak kunjung sembuh. Apalagi, Putri Kandita adalah calon pewaris takhta Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Para selir dan anak-anaknya kemudian melanjutkan rencana jahat mereka. Suatu hari, mereka mendatangi raja dan menghasutnya untuk mengusir Putri Kandita. Meski sempat menolak, Prabu Siliwangi yang khawatir anggota kerajaan lain dapat tertular penyakit itu akhirnya menyetujui usulan tersebut.
Satu hal yang tidak diketahui Prabu Siliwangi, para selir, dan anak-anaknya saat itu adalah Putri Kandita mendengar seluruh percakapan mereka. Dengan sakit hati yang amat mendalam, Putri Kandita kabur dari kerajaan.
Ia keluar dari istana, berlari tanpa henti dan tanpa tujuan. Ia hanya ingin jauh dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Berhari-hari ia berjalan tanpa arah hingga suatu hari ia sampai di pesisir pantai selatan Pulau jawa. Pesisir pantai itu memiliki banyak batu karang dan ombak yang besar.
Karena rasa lelah yang begitu hebat, Putri Kandita beristirahat dan memejamkan matanya di salah satu batu karang. Saat tertidur, ia mendapat mimpi untuk menceburkan dirinya ke air laut. Dengan menceburkan diri, ia dapat sembuh dari penyakit kusta.
Saat ia bangun dari tidur, Putri Kandita merasa kebingungan. Sebab, tidak ada seorang pun yang terlihat di tempat tersebut. Oleh karena itu, dirinya yakin mimpi dan suara tersebut adalah sebuah wangsit yang harus ia laksanakan.
Putri Kandita segera menceburkan dirinya ke air laut. Saat tubuhnya menyentuh air, borok yang terdapat di tubuh Putri Kandita perlahan menghilang. Akhirnya, kulitnya mulus kembali.
Merasa telah dikhianati oleh kerajaannya, Putri Kandita memilih untuk tidak kembali ke Kerajaan Pakuan Pajajaran. Ia memilih untuk menetap di pesisir pantai selatan itu dan tinggal bersama penduduk sekitar.
Karena kecantikannya, nama Putri Kandita menjadi kian tersohor. Pangeran dari berbagai kerajaan kemudian datang dengan niat melamar Putri Kandita. Dirinya yang tidak tertarik kemudian memberi syarat yang sangat sulit, yaitu mengadu kesaktian di atas gelombang laut selatan.
Kesaktian Putri Kandita seakan tidak tertandingi. Tidak ada seorang pun yang berhasil mengalahkan dirinya. Sebagian dari mereka yang kalah kemudian menjadi pengikut dan pengawal setia Putri Kandita. Semenjak saat itu, dirinya dikenal sebagai ratu penguasa laut selatan Pulau Jawa, Nyi Roro Kidul.