Aisyah tidak mendapatkan mudarat karena hubungannya dengan Firaun, padahal sudah sangat jelas bahwa suaminya adalah orang paling kafir. Asiyah bahkan memilih dibunuh daripada mendapatkan kemakmuran kerajaan, mengingat suaminya adalah seorang raja.
BACA JUGA:Seorang Budak yang Menjadi Penghuni Surga hanya Karena Buah Kurma
Perempuan Pejuang
Apa yang dikisahkan dalam Al-Quran adalah sebuah makna bahwa Asiyah merupakan perempuan pejuang. Ia hidup di bawah raja sekaligus suaminya yang zalim. Ia memberontak, melawannya, dan mempertahankan keyakinan apapun resiko yang ia dapatkan.
Saat Firaun mengetahui bahwa Asiyah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ia membuat pasak-pasak untuk istrinya dan mengikat tangan dan kakinya, kemudian ia menyiksanya di bawah terik matahari. Namun, penyiksaan tersebut tidak membuat Asiyah lari dan mengharap belas kasih. Asiyah berdoa untuk keselamatannya dan memohon kepada Allah untuk dijauhkan dari kekufuran seperti yang dilakukan suaminya.
Rasulullah bahkan bersabda: "Cukup bagimu dari segenap perempuan di alam ini empat perempuan, yaitu Maryam putri Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah istri Firaun." (HR Ahmad, Thabrani, Al-Thahawi, dan Al-Dhiya')
Makna dari sabda Rasul tersebut adalah cukup bagimu untuk sampai pada martabat orang-orang yang sempurna dengan mencontoh perempuan tersebut, menyebut kebaikan mereka, meniru sifat zuhudnya terhadap kehidupan dunia, dan tertujunya hati mereka pada kehidupan yang kekal, yaitu di akhirat kelak.
BACA JUGA:Berikut Ini Perbuatan yang Sangat Mudah Dikerjakan Namun bisa Membawa ke Surga
Bayi laki-laki yang lahir pada zaman Firaun harus dibunuh. Ibunda Nabi Musa sangat kebingungan saat itu karena Firaun sudah mengetahui bahwa ia melahirkan bayi laki-laki. Ibunda Nabi Musa kemudian mendapat petunjuk dari Allah dalam surat Thaha ayat 39:
اَنِ اقْذِفِيْهِ فِى التَّابُوْتِ فَاقْذِفِيْهِ فِى الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّيْ وَعَدُوٌّ لَّهٗ ۗوَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘ
Artinya: "(yaitu), letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku."
Bayi nabi Musa yang dihanyutkan di sungai kemudian ditemukan oleh Asiyah. Dalam buku 10 Wanita Ahli Surga oleh Dr. Musthafa Murad, dijelaskan bahwa Asiyah mampu menentang Firaun dan bala tentaranya dengan cara yang menakjubkan. Allah berfirman dalam surat Al-Qashash ayat 9: