NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sabda Palon dan Naya Genggong dikenal sebagai punakawan atau abdi di masa terakhir Kerajaan Majapahit.
Mereka adalah pengayom Prabu Brawijaya V. Keduanya menjadi saksi proses wawan-sabda (dialog) antara Prabu Brawijaya V dan para wali sanga yang dimotori Sunan Kalijaga.
Saat itu Prabu Brawijaya V berhasil dipengaruhi oleh para wali sanga hingga akhirnya memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan Kerajaan Majapahit mengalami kekalahan dalam serangan garebeg dari Sultan Demak, Raden Patah.
BACA JUGA:Menyelam Mencari Ikan, Warga Bioa Sengok Ditemukan Meninggal Dunia
Padahal Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya V sendiri dari hubungannya dengan wanita berdarah Tionghoa dari Campa (Kamboja).
Meskipun Kerajaan Majapahit runtuh dan Prabu Brawijaya V masuk Islam, kedua punakawan tersebut tidak mengikuti jejak sang prabu. Mereka meninggalkan sang prabu demi meneguhkan keyakinan dan tradisi yang sudah dipegang lama.
Bahkan mereka berjanji akan kembali sesudah 500 tahun setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit sebagai pamong Nuswajawi.
BACA JUGA:8 Wisata Sejarah di Sumsel yang Asik Dikunjungi Saat Liburan, Cocok Untuk Menambah Wawasan Anak
Makna Sabdo Palon dan Naya Genggong