Sudartono berharap agar negara-negara Barat lainya mampu merubah cara pandang mereka, khususnya tentang Islam.
Sebab, pembakaran Alquran, bukan saja menyangkut umat Islam minoritas di Swedia, melainkan juga menyangkut seluruh Muslim di dunia.
Terulangnya kasus tersebut menjadi bukti bahwa Pemerintah Swedia belum bertindak serius menanganinya. Meskipun sebelumnya telah mendapat kecaman dan peringatan dari negara-negara lain, termasuk Indonesia.
“Saya meminta Duta Besar Swedia untuk Indonesia dapat segera memberikan penjelasan terkait kasus ini. Apa yang saya sampaikan tersebut menjadi bagian dari dukungan MUI terhadap sikap Liga Dunia Muslim terkait dengan kasus ini,” pungkas Sudartono.
Peristiwa ini terjadi di depan masjid pusat di Stockholm, Swedia saat perayaan Idul Adha. Kejadian tersebut disaksikan oleh 200 orang di lokasi.
BACA JUGA:Begini Jadinya jika Abu Nawas Jadi Raja, Tidak Seperti yang Dibayangkan
Satu dari dua pengunjuk rasa merobek mushaf Alquran lalu digunakan untuk menyeka sepatu, kemudian membakarnya. Dalam aksi ini, seseorang lainnya ada yang berorasi melalui pengeras suara.
Pelaku pembakaran Al Quran ini adalah Salwan Momika, seorang ateis sekuler asal Irak, pada Rabu, 28 Juni 2023.