Tamu yang ikut hadir dalam ruangan tersebut merasa heran, mengapa tiga masalah yang berbeda, dijawab dengan satu jawaban yang sama.
Yakni disuruh membaca istighfar
Setelah ketika tamu itu pergi, Syaikhona Kholil Bangkalan memanggil santri yang penasaran tersebut.
Mbah Kholil kemudian membacakan Surat Nuh ayat 10-12, artinya:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai,” ucap Syaikhona Kholil Bangkalan.
BACA JUGA:Ini Kayu dari ‘Surga’, Harganya Mahal Namun Banyak Manfaat
Mendengar tersebut para santri pun yakin bahwa itu merupakan janji Allah SWT pada hambanya.
Selang beberapa bulan kemudian, setelah pertemuan itu, tamu tersebut pun memperoleh apa yang mereka inginkan tercapai.
Maka dari itu kita dianjurkan membaca amalan yang sangat mudah dan sederhana ini dari Syaikhona Kholil Bangkalan yakni dengan memperbanyak membaca istighfar.
Itulah amalan yang maha dahsyat dan mudah dari Syaikhona Kholil Bangkalan yaitu memperbanyak istighfar kepada Allah SWT.
Menangis Karena Ilmunya Diserap Habis
Kiai Bahar bin Norhasan bin Noerkhotim pernah mondok di pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan pada umur 9 atau 12 tahun. Di antara teman seperiode beliau ketika mondok di Bangkalan adalah KH Manaf Abd Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Tidak banyak keterangan tentang bagaimana Kiai Bahar saat nyantri di pesantren Syaikhona Kholil, baik tahun atau kegiatan kesehariannya. Namun kisah yang masyhur adalah tentang beliau ditakzir dan diusir oleh gurunya Syaikhona Kholil Bangkalan.
BACA JUGA:7 Benda Surga yang Ada di Bumi, Diantaranya Ada di Indonesia