Berikutnya giliran Abah Anon yang beraksi. Dengan santainya beliau hanya memberi isyarat dengan jari telunjuknya, namun tiba-tiba saja ikan yang ada di dalam gelas tersebut keluar dari dalam gelas dan langsung menempel dengan jari telunjuknya, seolah-olah jari telunjuk beliau adalah kail untuk memancing.
BACA JUGA:Selain Cepat dan Mudah, Kirim Saldo ShopeePay ke GoPay Tidak Bikin Kantong Jebol
Setelah peristiwa ini, si kapten yang sombong tersebut merasa malu dan mengakui kekalahannya. Selain itu kapten tersebut akhirnya bertaubat dan menjadi santri di pesantren milik Abah Anom.
4. Karomah Kiai Kholil Bangkalan
Syaikh Kholil Bangkalan adalah seorang ulama besar dari Tanah Madura yang diakui kealiman, kefaqihan, dan keluhuran ahlaknya. Beliau juga adalah gurunya para ulama di masanya. Banyak ulama besar yang berguru kepada beliau, diantara murid beliau yang paling terkenal adalah KH Hasyim Asy’ari.
Selain masyhur karena ilmunya, Mbah Kholil pun masyhur dengan kesaktian dan karomah-karomahnya. Salah satu karomahnya yang paling terkenal di kalangan santri adalah saat beliau dimasukkan ke dalam penjara.
Dikisahkan saat Belanda masih menjajah Indonesia, beberapa dari pejuang kemerdekaan ada yang bersembunyi di dalam pesantren milik Syaikh Kholil. Saat ini kabar ini terdengar ke telinga para kompeni, mereka langsung bergegas menuju pesantren Syaikh Kholil untuk menangkap para pejuang tersebut.
Namun ternyata setelah sampai di pesantren tersebut, mereka tidak menemukan satu orang pejuang pun, mereka hanya menemukan Syaikh Khalil seorang diri. Akhirnya kompeni pun menangkap dan memasukkan Syaikh Khalil ke dalam penjara, dengan harapan para pejuang itu menyerahkan diri untuk menggantikan posisi Syaikh Khalil.
Saat Syaikh Kholil telah berada di dalam jeruji besi, pihak kompeni mulai merasakan berbagai hal diluar nalar. Pintu sel penjara, baik milik Syaikh Kholil atau tahanan yang lain saat itu tidak bisa dikunci. Karena itu, seluruh sel tahanan dalam keadaan terbuka terus-menerus. Akibatnya kompeni harus berjaga siang dan malam secara terus-menerus. Sebab jika dibiarkan, tentu para tahanan tersebut bisa kabur dengan sangat mudah.
Selain itu ketika Syaikh Kholil berada di dalam penjara, setiap harinya datang ribuan masyarakat Madura untuk menjenguk Syaikh Khalil. Mereka datang untuk bersimpati kepada Syaikh Khalil dan berbagai tujuan lainnya, ada yang memberikan makanan, meminta nasihat, dan ada juga yang menawarkan diri untuk bergabung di penjara bersama Syaikh Kholil.
BACA JUGA:Pahala Bertambah, Hati Menjadi Tenang, Amalkan Terus Sholawat Syaikhona Berikut
Melihat gelombang massa yang semakin besar tiap harinya serta pintu sel yang tak bisa ditutup, maka Belanda pun pusing tujuh keliling memikirkan hal ini. Akhirnya daripada mempersulit diri sendiri, Belanda pun membebaskan Syaikh Kholil.