"Aku telah membuat kesalahan yang membuat Baginda Raja murka. Aku yakin tidak lama lagi pasukan istana datang kemari untuk menangkapku," jawab Abu Nawas.
Kemudian Abu Nawas mengemas bajunya ke dalam tas dan segera pergi meninggalkan rumah.
Ternyata dugaan dia benar, selepas kepergiannya beberapa prajurit istana datang menggeledah rumah Abu Nawas.
"Mana Abu Nawas?" tanya salah satu prajurit kepada istri Abu Nawas.
"Dia sudah pergi meninggalkan kampung ini," jawab istri Abu Nawas.
Para prajurit pun langsung balik ke istana menghadap Baginda Raja.
"Mana Abu Nawas?" tanya Baginda Raja.
"Ampun Paduka yang mulia, Abu Nawas sudah tidak ada di rumahnya. Kata istrinya, dia sudah meninggalkan kampung ini," jawab salah satu prajurit.
"Kurang ajar! Dia coba menghindari hukuman," pikir Baginda Raja.
BACA JUGA:Jenis Makanan Halal Ini Ternyata Bisa Membuat Rezeki Seret, Padahal Banyak yang Konsumsi
Sementara Abu Nawas mulai mengembara dan berpindah-pindah tempat dari kampung satu ke kampung yang lain.
Suatu ketika dalam pengembaraannya, Abu Nawas melintasi sebuah dusun yang sedang dilanda musim kemarau.
Abu Nawas yang mengenakan jubah dan sorban layaknya ulama besar sempat membuat perhatian warga, mereka mengira Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengirim seorang waliyullah untuk menolong dusunnya yang sedang mengalami musim kemarau.
Para warga pun segera mengerumuni Abu Nawas. "Assalamualaikum, Syekh. Sudilah kiranya Tuan Syekh mampir sebentar di rumah kami," minta kepala dusun.
Abu Nawas pun sudah menolaknya. Namun karena para warga memaksa, ia pun mau tidak mau menerima ajakan mereka ke rumah kepala dusun.
Abu Nawas dijamu berbagai macam hidangan dan diperlakukan istimewa layaknya raja.