Raja dan para menteri kemudian menghampiri pohon palem yang ditunjuk istri Abu Nawas tersebut.
Terlihat bayangan seseorang yang sedang turun dari pohon itu. “Apakah itu kau Abu Nawas?” tanya sang raja.
“Iya, ini saya Abu Nawas, Baginda,” jawab Abu Nawas.
“Hai, apakah kau meneliti bulan dari pohon palem itu?” tanya sang raja.
“Tidak, yang mulia. Saya melakukan penyelidikan ketika bulan mencapai tanah. Pohon hanya sekedar sarana untuk saya pergi ke bulan,” jawab Abu Nawas.
Raja tersenyum mendengar perkataan Abu Nawas. Ia kemudian menanyakan apa yang dilihatnya saat di bulan.
“Hanya tanah dan gunung-gunung, tidak ada tumbuhan di sana,” kata Abu Nawas.
“Kalau Baginda tak percaya, saya punya banyak saksi, bukan hanya satu atau dua saksi, tapi ribuan saksi,” sambung Abu Nawas.
BACA JUGA:Pelajaran Hidup, Abu Nawas Kerjain Hakim yang Mata Duitan
“Siapa saksimu?” tanya sang raja.
“Bintang-bintang di langit adalah saksiku, Anda bisa langsung menanyakannya kepada mereka,” kata Abu Nawas.
Mendengar jawaban itu raja pun tertawa.
“Mengapa kamu tak menunggu kami menyaksikan kau pergi ke bulan?” tanya sang raja.
“Anda terlambat, yang mulia. Saya hanya dapat pergi ke bulan pada waktu tertentu saja,” jawabnya.
Tukang Pos Alam Kubur