Faktor penyebab terjadinyan Sexual harassment
Ada banyak hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya kasus-kasus pelecehan seksual, diantaranya :
1. Minimnya pengenalan pendidikan seks pada anak sejak dini
Sedikitnya edukasi oleh orang tua atau orang-orang disekitar anak tentang pendidikan seks disebabkan karena membicarakan seks masih dianggap tabu dan kurang pantas. Padahal pendidikan seks sejak dini sangat penting agar anak mengetahui seluruh anggota tubuhnya dan apa fungsinya. Apa yang boleh disentuh dan apa yang tidak boleh. Siapa yang boleh menyentuh dan siapa yang tidak boleh.
2. Otoritas yang tidak seimbang
Anak-anak dan remaja merasa tidak mempunyai kekuasaan yang seimbang dengan pelaku pelecehan. Pelaku misalnya adalah orang dewasa yang memiliki kekuatan, kekuasaan yang mempengaruhi dirinya. Dalam hal ini seringkali korban biasanya dibawah ancaman pelaku. Misalnya diancam tidak diluluskan, tidak naik kelas, disebarkan aibnya bahkan hingga diancam akan dibunuh. Otoritas yang tidak seimbang ini menempatkan anak-anak dan remaja menjadi korban yang paling banyak perilaku pelecehan seksual.
3. Kendali pikiran ada di luar diri korban
Terjadinya pelecehan seksual pada anak dan remaja biasanya dikarenakan mereka membiarkan pusat pikirannya dikendalikan oleh pelaku. Korban tidak berani menolak tindakan pelaku, tidak berani berteriak, lari, bercerita ataupun melapor. Belum terampilnya anak dan remaja untuk mengendalikan pusat pikirannya menjadikan mereka korban terbanyak dari tindakan ini.
BACA JUGA:Herbal Ajaib, Begini Manfaat Akar Bajakan, Bisa untuk Ramuan Obat
4. Sosialisasi dan edukasi yang belum massive dari berbagai pihak
Sosialisasi dan edukasi yang masih terbatas pada ruang-ruang tertentu juga menjadi penyebab masih tingginya kasus pelecehan seksual saat ini. Belum semua pihak mengetahui apa-apa saja kategori sexual harassment, apa yang harus dilakukan bila mengetahui kasus ini ada di sekitar kita dan bagaimana tindak pencegahannya.
5. Sanksi hukum dan perlindungan terhadap korban dinilai rendah
Pelecehan seksual pada anak dan remaja ini seperti fenomena gunung es, dimana yang terlihat hanyalah puncaknya saja. Korban merasa takut, malu, terancam, hingga stigma negatif dari lingkungan sosial atas kejadian yang menimpanya. Bahkan terkadang bila melaporkan, kasus ini bisa berbalik kepada korban sehingga menyebabkan banyak korban lebih baik memilih diam. Efek jera yang diberikan kepada pelaku selama ini dinilai juga belum setimpal dan maksimal dengan tindakan yang dilakukannya.
Dampak pada diri korban
Pelecehan seksual yang terjadi pada anak dan remaja tentunya meninggalkan luka yang mendalam baik secara fisik maupun psikis. Trauma psikologis yang mendalam dapat dialami korban dan keluarganya. Perasaan malu, rendah diri, tidak berharga, prestasi belajar menurun, menarik diri dari pergaulan sosial, hilang rasa percaya diri, kecurigaan, sulit membangun relasi dengan orang lain, kecemasan, menyalahkan diri sendiri, balas dendam (victim blaming), powerless, helpless hingga depresi bahkan bunuh diri.
Tindakan pencegahan sexual harassment