Dalam bahasa Arab, zamzam berarti “banyak” atau “melimpah ruah”. Pengertian ini sesuai dengan kondisi air zamzam yang tak pernah kering meski telah digunakan selama ribuan tahun.
Air zamzam telah ada sejak zaman Nabi Ismail. Secara ajaib, mata air zamzam keluar saat Nabi Ismail menangis karena kehausan di padang pasir bersama ibunya, Hajar.
Dokumen sejarah menunjukkan, zaman itu diperkirakan tahun 1910 SM sehingga jika disesuaikan dengan kalender Hijriah, air zamzam telah ada selama lebih dari 4.000 tahun.
BACA JUGA:Masih Nekat Tidak Ganti Oli Motor Matic? Ini 6 Dampaknya, Biaya Perbaikan Mahal
Hal ini pun menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana air zamzam tidak pernah kering selama ribuan tahun.
Dilansir dari Egypt Today, 16 Agustus 2018, Abbas Sharaqi, Profesor Geologi dan Sumber Daya Air di African Research Institute, mengatakan, air di sumur zamzam tidak pernah kering karena terhubung dengan air tanah terbarukan.
“Tidak adanya penipisan dalam geologi berarti bahwa ia adalah air yang dapat diperbarui. Air tanah bisa diperbarui, seperti di sumur zamzam,” kata Profesor Sharaqi.
Air Terbarukan
Profesor Sharaqi menjelaskan, air zamzam merupakan air terbarukan yang sumbernya adalah hujan di Kota Makkah.
Makkah merupakan daerah pegunungan dan salah satu lembahnya menampung air untuk sumur zamzam di dataran rendah.
BACA JUGA:Gak Melulu Pertanda Buruk, Ini Makna Kelelawar Masuk Rumah, Bisa Bawa Rezeki di Masa Depan
Menurut Profesor Sharaqi, terdapat 14 meter endapan sungai yang terbentuk dari air hujan di pegunungan yang jatuh ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen.
Proses ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur zamzam yang panjangnya mencapai 14 meter.
Di bagian paling bawah terdapat kumpulan bebatuan yang menjadikan total kedalaman sumur zamzam mencapai 35 meter.
“Air di sumur zamzam digunakan sebagai air minum jamaah dan tidak digunakan untuk pertanian,” ujarnya.