Ini doa meminta keturunan yang dimuat dalam Al-Qur’an surat al-Furqan ayat 74. Ayat ini merupakan permohonan atau bagian dari doa dari orang-orang yang beriman kepada Allah SWT untuk diberikan istri dan keturunan yang dapat menjadi penyejuk hati mereka serta dijadikan sebagai imam atau pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
Dalam Islam, pernikahan dan memiliki keturunan merupakan salah satu dari sunnah Rasulullah SAW yang sangat dianjurkan. Dalam ayat ini, Allah SWT mengajarkan bahwa meminta pasangan hidup dan keturunan dari-Nya bukanlah suatu yang tercela, bahkan dapat menjadi sarana untuk mendapatkan ketenangan hati dan kesempurnaan ibadah.
BACA JUGA:Punya Banyak Khasiat untuk Wanita, Begini Cara Membuat Minuman Segar Buah Pinang
4. رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Rabbihab li minas-sālihin
Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh."
Ini doa meminta keturunan Nabi Ibrahim yang dimuat dalam Al-Qur’an surat as-Saffat ayat 100. Doa meminta keturunan ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar diberikan seorang anak yang termasuk dalam golongan orang-orang yang saleh. Dalam Islam, keturunan yang baik dan saleh sangat dihargai dan menjadi dambaan setiap orang tua.
5. وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا
wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
Artinya: "Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra."
Ini doa meminta keturunan laki-laki oleh Nabi Zakaria AS yang dimuat dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 5. Dari ayat ini bisa dipahami bahwa Nabi Zakaria AS yang memohon kepada Allah SWT untuk diberikan seorang anak laki-laki, karena beliau khawatir tentang kelangsungan garis keturunannya setelah beliau meninggal.
BACA JUGA:Cocok untuk Perbaikan Keturunan, 5 Suku Ini Terkenal Penghasil Wanita Cantik
Istri Nabi Zakaria diketahui mandul dan tidak dapat memiliki anak, sehingga beliau merasa cemas bahwa tidak akan ada lagi keturunan dari dirinya yang dapat meneruskan agama dan amanah dari Allah SWT.
6. هُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَٰلِقُ ٱلْبَارِئُ ٱلْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Huwa allaahu alkhaaliqu albaari-u almushawwiru lahu al-asmaau alhusnaa yusabbihu lahu maa fii alssamaawaati waal-ardhi wahuwa al’aziizu alhakiimu
Artinya: "Dia-lah Allah Pencipta, Pencipta, Maha membentuk rupa terrsebut; Nya adalah nama yang paling baik; apa yang ada di langit dan bumi menyatakan kemuliaan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Hasyr: 24)