Beberapa pengguna menerima pesan dari SpaceX tentang paket layanan Starlink baru, dengan biaya US$200 (sekitar Rp3 juta)per bulan. Di satu sisi harga roaming global yang dipatok US$90 lebih mahal daripada paket dasar Starlink rumahan.
Paket dasar yang dijual Starlink hanya US$110 per bulan untuk pengguna di AS. Menariknya, SpaceX mengirimkan pesan tawaran trial layanan global ini kepada setidaknya dua orang yang tinggal di negara-negara tempat Starlink tidak tersedia.
Banyak yang mengatakan bahwa mereka telah menunggu akses Starlink sejak awal 2021. Kedua konsumen yang menerima pesan tersebut telah membayar tingkat roaming global yang baru. Mereka berharap agar Starlink menawarkan upgrade besar atas paket internet.
BACA JUGA:5 Bansos Cair November, Bisa Dapat Rp3.000.000, Pastikan Namamu Masih Terdaftar
Strategi roaming global ini juga dianggap banyak orang sebagai langkah StarLink memasuki pasar tanpa menuggu persetujuan pemerintah/birokrasi.
Tujuan SpaceX sendiri ingin memperluas akses Starlink di seluruh dunia, tetapi untuk melakukannya, SpaceX harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah tiap negara. Paket roaming global dinilai menjadi semacam celah.
SpaceX diam-diam mengumumkan bahwa layanan maritimnya untuk Starlink kini tersedia untuk perairan di seluruh dunia. Namun, pesan SpaceX tentang rencana roaming global mencatat: "Jika diperlukan, layanan Roaming Global bergantung pada regulator."
BACA JUGA:Tidak Bisa Asal Pakai, Begini Cara Pemakaian Skincare yang Tepat agar Hasilnya Maksimal
Mereka juga menambahkan "Jika Anda berbasis di luar AS, Anda juga akan bertanggung jawab untuk bertindak sebagai importir tercatat untuk Starlink Kit, yang mungkin termasuk pembayaran bea masuk dan pajak impor."
Starlink menargetkan layanan di wilayah Anda mulai tahun 2024. Ketersediaannya tergantung pada persetujuan peraturan. Dalam setiap wilayah cakupan, pesanan dipenuhi berdasarkan siapa yang datang lebih dulu dilayani. Alasan regulasi menjadi jalan panjang yang harus disiapkan oleh Pemerintah Indonesia dengan layanan internet satelit tersebut.
Khaidir Aruf