Sampai saat ini, batu besar tersebut dikenal masyarakat setempat dengan nama "Butau Langia Patai Juangin".
Pada saat Patai Juangin mandi di dekat batu besar tersebut, hanyutlah satu ruas bambu kuning yang di atasnya bertengger seekor burung jat-juit (Burung Cinta Kasih) melintasi Patai Juangin yang sedang mandi.
BACA JUGA:Tour De Bencoolen 2024, Pesepeda Malaysia Tour Wisata Bengkulu
Awalnya Patai Juangin tidak menghiraukannya, namun anehnya ruas bambu tersebut berkali - kali melintasi Patai Juangin diwaktu yang sama.
Melihat keanehan tersebut, maka tergeraklah hati Patai Juangin untuk mengambil ruas bambu tersebut.
Karena Patai Juangin sering menggunakan "Puput" semacam suling yang terbuat dari batang padi, ahirnya Patai Juangin berinisiatif membuatnya sebagai alat tiup dengan melubangi bambu tersebut, yang pada ahirnya kita kenal dengan nama Krilu, serta burung Jat-juit yang bertengger di atas bambu tadi dijadikan minyak oleh Patai Juangin.
BACA JUGA:Misteri, Ada Pohon Panjang Umur dan Suku Unik di Gunung Patah
Masih dikisahkan Haludin, pada saat Patai Juangin memainkan Krilu tersebut, maka suara yang dihasilkan sangatlah merdu, terdengar memelas sehingga dapat memukau pendengarnya dan membuat hati menjadi iba.
Konon pada saat Patai Juangin memainkan Krilu di halaman rumah yang berdekatan dengan sungai Ketahun tersebut, para gadis dan ibu-ibu yang sedang mandi lupa akan tugasnya masing-masing.
BACA JUGA:Gunung Kerinci Kembali Erupsi, Tetap Waspada
Ada yang pakaiannya tertinggal di sungai, ada yang anaknya tertinggal di sungai, bahkan ada yang mencuci beras malah berasnya dibuang ke sungai yang seharusnya beras tersebut dicuci dan dimasak.
Demikian indah dan merdunya suara Krilu yang dimainkan Patai Juangin, sehingga mampu membuat pendengarnya terpesona dan lupa diri.
Menyaksikan kejadian tersebut, ayah Patai Juangin merasa jengkel, dan pada saat Patai Juangin keluar rumah maka Krilu tersebut dihancurkan oleh sang Ayah serta dibuang di halaman depan rumah mereka.
BACA JUGA:Ini Strategi Pemkab Lebong Percepat Serapan Anggaran
Pada saat Patai Juangin pulang ke rumah dan menemukan Krilunya sudah pecah, Patai Juangin bersedih dan beruntungnya burung Jat-juit (Burung Cinta Kasih) yang bertengger di ruas bambu sebelumnya sudah dijadikan minyak oleh Patai Juangin.