Dengan minyak tersebut maka dioleslah ke ruas bambu yg sudah pecah tadi, ajaibnya Krilu yang sudah pecah tadi menjadi utuh kembali setelah dioles dengan minyak burung Jat-juit.
BACA JUGA:Rekrutmen CPNS Dibuka Juni, Cek Dokumen dan Cara Daftarnya di Sini
"Setelah Kejadian itu, Patai Juangin Meninggalkan rumah, dia pergi....idak ada yang tau ceritanya dia pergi ke mana, pergi ke arah sana....masuk ke daerah Pinang Belapis, dia duduk di sana meniup Krilunya," terang Haludin Menutup ceritanya.
Saat ini, tempat pengasingan Patai Juangin mengasingkan diri tersebut, diketahui berada di daerah Lebong Kecamatan Pinang Belapis.
Konon pada saat Patai Juangin memainkan Krilunya di sungai Ketenong, air Ketenong tersebut yang awalnya deras menjadi tenang.
BACA JUGA:Cegah Gangguan Kamtibmas, Kapolresta Turun Tangan
Hingga saat ini, daerah tersebut dikenang masyarakat setempat sebagai "Tepat Patai Juangin".
Di era modernisasi saat ini, tidak banyak generasi muda yang tertarik mempelajari tentang adat istiadat dan tradisi masa lampau, termasuk memainkan alat-alat musik tradisional.
Sementara alat musik tradisional dan tradisi-tradisi masa lampau merupakan warisan kebudayaan yang patut kita jaga dan kita lestarikan sebagai identitas bangsa.
BACA JUGA:Pupuk Mahal, Produksi Sawit Februari hingga Agustus Dikhawatirkan Turun
Jika generasi muda saat ini telah melupakannya, maka dia akan hilang digenerasi yang akan datang.
@ipulpekal/ Tim Liputan