
Setelah itu, Musa mengantar mereka pulang ke rumah, dan ternyata mereka adalah putri dari Nabi Syuaib sahabatnya.
Musa pun menceritakan pelariannya pada Nabi Syuaib. Beliau meminta Musa untuk membantu menggembalakan hewan ternak miliknya. Musa pun menerima permintaan tersebut.
Nabi Syuaib berkata pada Musa, bahwa jika ia berhasil menggembala ternak selama 8 tahun lamanya maka Musa diberi pilihan untuk menikahi salah satu putrinya.
BACA JUGA:Kesulitan BAB dan Sembelit? Jangan Disepelekan, Konsumsi Rutin 7 Jenis Buah Ini, Dijamin Lancar
Tapi jika Musa berhasil menggembala sampai 10 tahun lamanya, maka diizinkan untuk memilih salah satu putrinya untuk dijadikan istri atau bahkan keduanya.
Akhirnya Musa dapat menggembala ternak Nabi Syuaib sampai 10 tahun lamanya. Musa pun tiba-tiba ingat dengan kekejaman Firaun dan bala tentaranya yang terus menerus menindas Bani Israil.
Musa menyampaikan keinginan pada Nabi Syuaib untuk kembali ke tempat asalnya, dengan tujuan menyelamatkan kaumnya dari penindasan yang dilakukan oleh raja Firaun.
Nabi Syuaib pun memberi izin sehingga Musa kembali ke kota asalnya Mesir serta membawa istrinya yang merupakan anak dari Nabi Syuaib yang bernama Shafura.
Ketika mereka tiba di sebuah bukit saat malam tiba, ia melihat sebuah cahaya dan Musa mendekati asal sinar tersebut. Setibanya di sana terdengar sebuah suara yang menuju ke arah Musa:
“Musa, kamu sedang berada di sebuah lembah suci, lepaskan terompah yang kamu kenakan dan kamu menjadi rasul utusanKu.”
Nabi Musa akhirnya melanjutkan perjalanannya menuju Mesir setelah menerima wahyu. Setelah sampai, Musa menemui ibu kandungnya dan juga Nabi Harun untuk mengajak berdakwah.
Setelah Nabi Musa dan Nabi Harun berdakwah di hadapan Firaun kemudian Firaun pun menolaknya, Firaun tentu saja semakin marah.
Ia pun memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh Nabi Musa. Tak hanya Nabi Musa saja tapi para pengikutnya juga diperintah untuk dibunuh.
BACA JUGA:Ada di Hp Xiaomi Namun Aplikasi Ini Jarang Diketahui, Padahal Bermanfaat
Mengetahui hal itu, Nabi Musa dan orang-orang yang menjadi pengikutnya melarikan diri ke laut merah. Saat itu Nabi Musa bingung dengan situasi yang serba menegangkan karena pasukan Firaun berada di belakang mereka sedang mengejar ia dan pengikutnya.