BACA JUGA:Arak-arakan 70 Nasi Jambar Kuning, Tradisi Masyarakat Peringati Maulid Nabi SAW
4. Melamar Mempelai Pria Adat Minangkabau
Berbeda dengan adat pernikahan lainnya, keluarga mempelai wanita di Minangkabau menjadi pihak yang akan melamar mempelai pria. Langkah pertama adalah mengunjungi keluarga mempelai pria. Jika lamaran diterima, kedua keluarga akan saling bertukar pusaka sebagai hadiah yang berfungsi sebagai simbol pengikat. Mereka kemudian melanjutkan prosesi dengan membawa berbagai macam rangkaian makanan dan buah-buahan.
Ada beberapa tahapan adat yang dijalani jika menikah dalam tradisi Minangkabau. Dimulai dari Maresek (pertemuan keluarga), Maminang dan Batimbang Tando (mengusulkan dan bertukar tanda), Mahanta Siriah (meminta izin), dan babako-babaki (membawa berbagai seserahan). Dilanjutkan dengan malam Bainai (menggosok kuku mempelai wanita), Manjapuik Marapulai (menjemput mempelai pria), penyambutan di rumah mempelai wanita dan masih banyak lagi tradisi setelah akad nikah.
BACA JUGA:Tradisi Kemenangan Timnas Berlanjut di Laga Asian Games, Erick: Rebut Tiket 16 Besar
5. Sinamot dalam Budaya Batak
Sinamot adalah prosesi pernikahan dalam etnis Batak mengenai negosiasi mahar pernikahan. Besarnya mahar yang diberikan tergantung pada status sosial, tingkat pendidikan dan karier dari pihak perempuan. Misalnya, perempuan dengan gelar sarjana akan dihargai dengan nilai yang lebih tinggi.
Sementara itu, tingkat pendidikan menjadi penentu utama bagi calon pengantin pria. Hal tersebut dijadikan sebagai tolak ukur bagi seorang laki-laki untuk memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi karena ia akan dapat menghidupi keluarganya di masa depan. Kesimpulannya, Sinamot bukan hanya tentang materialisme tetapi untuk menghindari kegagalan atau perceraian yang akan datang setelah pernikahan yang direncanakan dengan cermat dan mahal.
BACA JUGA:Kawin Tangkap Bikin Heboh, Cewek Ditangkap Lalu Mau Dikawini, Katanya Itu Tradisi Benarkah?
6. Tradisi Sawer Sunda
Dalam bahasa Sunda, Sawer berarti tempat jatuhnya air dari ujung atap. Tradisi ini diawali dengan syair yang dinyanyikan yang mengandung nilai-nilai spiritual bagi kedua mempelai. Setelah itu upacara dilanjutkan dengan pasangan menerima mangkuk berisi koin, beras, permen, dan kunyit.
Koin adalah lambang harapan akan kekayaan materi, yang akan dibagikan oleh pengantin wanita di antara para tamu. Selain itu, nasi melambangkan kemakmuran dalam hidup, permen menggambarkan bagian manis dalam hidup dan kunyit dikaitkan dengan kemuliaan. Momen Sawer menjadi istimewa, karena menjadi momen di mana kedua mempelai mendapatkan restu dari kerabat. Ini juga menandakan bahwa kasih sayang dan cinta orang tua akan selalu abadi terhadap pasangan.
(Tim)