NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Anak merupakan karunia yang diberikan Tuhan untuk dijaga dan dibimbing sampai kapan pun. Setiap pasangan tentu ingin sekali mempunyai anak dengan tumbuh dan besar menjadi pribadi yang diharapkan orangtua. Bagi setiap orang yang sudah memiliki anak, sudah seharusnya membekali anak dengan ilmu yang bermanfaat.
Pada usia anak-anak menghabiskan waktu untuk bermain adalah hal yang normal. Namun tidak sedikit orang tua terkadang kesal melihat anak banyak bermain. Terlebih jika sedang berada di luar rumah, anak terkadang meminta apa yang dia lihat atau merengek minta sesuatu. Hal tersebut dapat membuat orang tua terpancing emosi.
BACA JUGA:Rekrutmen Terbaru PT Yakult Indonesia Persada 2 Desember 2023, Buruan Cek Syarat dan Cara Daftarnya
Banyak anggapan yang masih diterapkan oleh para orang tua bahwa mendidik anak yang baik adalah dengan cara yang keras, yaitu marah apabila anak berbuat salah. Sebab, berpendapat bahwa anak-anak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Ternyata tindakan tersebut sangat tidak disarankan. Marah-marah pada anak apalagi dengan cara berteriak hanya membuat anak semakin tertekan dan bukan belajar dari kesalahan.
Anak-anak adalah pribadi yang cukup sulit untuk diingatkan atau dinasihati. Karena di fase ini, anak masih senang bermain, melakukan segala hal sesuai keinginan hatinya dan kerap melakukan kesalahan. Meski begitu, usahakan untuk tidak memarahi anak secara berlebihan.
BACA JUGA:Persiapkan Liburan Akhir Tahun, di Lampung Ada Santika Hotel Selalu Setia Menunggu Kedatangan Anda
Tingkah laku anak-anak memang terkadang bisa menyulut emosi orang tua. Apalagi ketika orang tua sedang dalam kondisi pikiran kacau dan perasaan buruk akibat masalah pekerjaan, sedang berselisih dengan pasangan ditambah anak-anak berulah bikin naik darah.
Para orang tua harus memahami bahwa terdapat dampak buruk apabila sering memarahi anak. Berikut berbagai dampak negatif dari memarahi anak:
1. Membuat anak merasa stres
Sering dibentak akan membuat anak merasa takut, sehingga produksi hormon kortisol akan meningkat, sehingga dapat membuat anak menjadi stres. Sifat dasar anak yang masih lembut membuat mereka akan larut dalam kesedihan ketika sering dimarahi.
Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin anak mengalami stres, jika sudah demikian maka akan membutuhkan orang ahli untuk mengatasinya.
BACA JUGA:Dua Anggapan terhadap Kucing Hitam, Simbol Keberuntungan atau Mistis, Kamu Percaya yang Mana?
2. Anak menjadi tidak percaya diri
Sering dimarahi akan membuat anak selalu melihat sisi negatif dari dirinya. Hal ini mengakibatkan anak memiliki rasa tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu. Anak akan cenderung memilih berada di zona nyaman yang tidak akan memicu amarah orang tuanya.