Ternyata Matahari Buatan Jepang Lebih Hebat dari Buatan China, Negara Mana Lagi yang Menyusul?

Kamis 07-12-2023,23:22 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

Prestasi perolehan energi bersih berhasil dicapai pada bulan Desember lalu di National Ignition Facility di Lawrence Livermore National Laboratory di Amerika Serikat, rumah bagi laser terbesar di dunia.

Fasilitas AS menggunakan metode yang berbeda dengan ITER dan JT-60SA yang dikenal sebagai fusi kurungan inersia, yakni tempat laser berenergi tinggi diarahkan secara bersamaan ke dalam silinder berukuran bidal yang berisi hidrogen.

Pemerintah AS menyebut hasil ini sebagai pencapaian penting dalam upaya mencari sumber listrik yang bersih dan tidak terbatas serta mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil yang mengeluarkan karbon penyebab perubahan iklim serta pergolakan geopolitik.

BACA JUGA:Rekrutmen Tamtama TNI AL Tahun 2024, Ini Rincian Gaji dan Tunjangan dari Pangkat Terendah hingga Tertinggi

Berbeda dengan fisi, fusi tidak menimbulkan risiko bencana nuklir seperti yang terjadi di Fukushima, Jepang pada tahun 2011. Fisi nuklir juga diklaim lebih sedikit menghasilkan limbah radioaktif dibandingkan pembangkit listrik saat ini.

 

Matahari Buatan China 

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tak terbendung. Bahkan dengan ilmu dan teknologi, manusia berusaha menciptakan sesuatu yang mustahil dikerjakan.

Salah satunya seperti yang dilakukan China yang menciptakan matahari. Proyek ini bisa dikatakan berhasil, walaupun tidak seperti matahari ciptaan Tuhan. Matahari versi China ini lebih panas dari matahari yang asli. Namun sayang hanya bertahan selama 17 menit. 

Suhu yang dapat dihasilkan oleh Artificial Sun Buatan EAST (Experimental Advanced Superconducting Tokamak) ini dapat mencapai 158 juta derajat Fahrenheit (70 juta derajat Celcius) selama 1.056 detik. Panas tersebut lima kali lebih panas ketimbang matahari yang hanya 15 juta derajat celcius. 

BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu, Rupanya Minyak Kayu Manis Dan Cengkeh Mampu Usir Ular

Reaktor fusi nuklir eksperimental China memecahkan rekor sebelumnya, yang dibuat oleh tokamak Tore Supra Prancis pada tahun 2003, di mana plasma dalam lingkaran melingkar tetap pada suhu yang sama selama 390 detik.

Rekor tersebut sempat dipecahkan oleh EAST pada tahun 2021 lalu, dengan proyeknya yang mampu menghasilkan panas mencapai 216 juta derajat Fahrenheit (120 juta derajat Celsius). 

Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir untuk proses pembakaran bintang selama lebih dari 70 tahun. 

Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, hal yang biasa disebut bintang deret utama itu mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas, serta menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif yang tahan lama. 

BACA JUGA:Catat, Ini Lokasi Pendaftaran dan Seleksi Bintara PK Pria/Wanita TNI AL 2024

Kategori :