BACA JUGA:3 Ciri Hewan yang Muncul Sebagai Tanda Kiamat, Dijelaskan dalam Al-Qur'an
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, “Seandainya seorang wanita mendapati sekadar satu rakaat dari sholat, kemudian ia suci dari haid, apakah ia wajib mengerjakan shalat?” Jawab, “Ia wajib mengerjakan sholat jika ia mendapati sekadar satu rakaat dari shalat.” (Fath Dzi Al-Jalali wa Al-Ikram bi Syarh Bulugh Al-Maram, 2:70).
BACA JUGA:Pernah Mendapati Tanda Berikut di Rumah? Itu Artinya Ada Malaikat Datang
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah juga meneruskan dengan, “Jika seorang wanita mengalami haid ketika sudah masuk waktu sholat dan ada peluang mengerjakan satu rakaat, apakah shalatnya tetap dikerjakan ketika telah suci?” Jawab, “Sholat tersebut tetap dikerjakan ketika telah suci.”
BACA JUGA:Rahasia Rezeki Berlimpah, Amalkan Sholawat Jibril, Begini Bacaannya
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan pendapat lain dalam hal ini, yaitu sholat tadi tidak perlu diqadha’ dan beliau lebih cenderung pada pendapat ini.
Namun, menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, yang lebih hati-hati adalah tetap diqadha’ (lihat Fath Dzi Al-Jalali wa Al-Ikram bi Syarh Bulugh Al-Maram, 2:71).
BACA JUGA:Pelajari Pesan Dari Sa’ad bin Waqqash si Pemilik Doa Mustajab agar Doamu Dikabulkan
Selama masa haid, wanita muslim diwajibkan untuk meninggalkan sholat dan puasa. Ini karena dalam keadaan haid, mereka dianggap tidak bersuci. Meskipun demikian, Allah SWT memberikan keringanan dengan menggantikan sholat yang ditinggalkan tersebut.
Wanita yang sedang haid diharapkan untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan melakukan perbuatan baik lainnya sebagai bentuk pengganti spiritual selama masa tersebut.
Hal ini menunjukkan kearifan dan keadilan Islam dalam memberikan kemudahan kepada umatnya, sambil tetap memelihara nilai-nilai spiritual dan ketaqwaan.
Demikian informasi tentang tidak mengerjakan shalat ketika haid. Semoga bermanfaat.
(Tianzi Agustin)